Membangun Kebersamaan dan Membentuk Disiplin Pemain Timnas Indonesia U-16 Ala Bima Sakti

Syaiful Rachman Suara.Com
Selasa, 02 Agustus 2022 | 19:51 WIB
Membangun Kebersamaan dan Membentuk Disiplin Pemain Timnas Indonesia U-16 Ala Bima Sakti
Latihan Timnas Indonesia U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman (dok. PSSI).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tawa yang terdengar usai latihan timnas Indonesia U-16 di Stadion Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sleman, Selasa (2/8/2022), sejenak terhenti ketika staf pelatih memerintahkan para pemain untuk melakukan "push up".

Tanpa menunggu, Narendra Tegar Islami dan kawan-kawan langsung mengambil sikap sesuai instruksi. Padahal ketika itu mereka sudah rapi dan bersiap kembali ke hotel.

"Ada yang baru dari toilet, tetapi tak disiram. Beginilah, Mas. Satu yang berbuat kesalahan, semua dihukum," ujar sang pelatih kepala, Bima Sakti kepada pewarta yang berada di lokasi.

Bima Sakti saat ditemui seusai latihan timnas Indonesia U-16 jelang lawan Singapura U-16 di Lapangan UNY, Yogyakarta (Suara.com/Arif Budi)
Bima Sakti saat ditemui seusai latihan timnas Indonesia U-16 jelang lawan Singapura U-16 di Lapangan UNY, Yogyakarta (Suara.com/Arif Budi)

Tak sampai dua menit, setelah "push up" selesai, suasana kembali mencair. Sayup suara, "Bukan aku, lo, yang dari toilet", pun memancing tawa dari para pemain serta ofisial timnas U-16.

Baca Juga: Hasil Piala AFF U-16: Myanmar Bikin Kejutan, Permalukan Australia 3-2

Adegan singkat tersebut menjadi penunjuk singkat bagaimana kedisiplinan diterapkan secara ketat di skuad berjuluk "Garuda Asia" itu.

Di timnas U-16, pelatih Bima Sakti memang memberikan hukuman berupa sanksi fisik dan denda kepada pemain-pemain yang melanggar aturan.

Bagi pemain beragama Islam, misalnya, harus membayar Rp100 ribu jika tidak shalat dan Rp50 ribu kalau terlambat beribadah.

Semua personel timnas U-16 juga diwajibkan memakai seragam dalam kegiatan tertentu seperti saat berlatih dan makan. Untuk pelanggar ketentuan itu, wajib membayar denda Rp50 ribu.

Bima tak lupa pula mengendalikan sesuatu yang digandrungi orang-orang seusia pemainnya yaitu media sosial. Caranya, penggunaan gawai hanya empat jam sehari, mulai pukul 17.00 WIB.

Baca Juga: Berlangsung di Gelora Bung Tomo, Berikut Jadwal Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-20

"Semua harus mengumpulkan 'handphone' pukul 21.00 WIB. Kalau ada yang memberikannya lewat satu menit, saya akan mengurangi jatah penggunaan gawai semua pemain keesokan harinya. Bagi yang melanggar, saya akan menambah pengurangan waktu 'handphone' itu," tutur juru taktik timnas Indonesia di Piala AFF 2018 itu.

Kebijakan-kebijakan itu ditetapkan Bima untuk tujuan mulia yakni memperkuat mental dan membentuk karakter dan memperkuat mental para pemainnya yang baru berusia remaja.

Sebagai mantan pesepak bola profesional, pria berusia 46 tahun itu tahu betul bagaimana kencangnya angin berhembus ketika seorang pemain bergelimang perhatian publik. Dia tidak mau anak-anak asuhnya hilang sebelum berkembang.

Tanggung jawab

Apa yang diberlakukan Bima Sakti di skuadnya cepat atau lambat dapat menumbuhkan benih tanggung jawab di dalam diri pemain-pemainnya.

Salah satunya, mereka akan mengerti bahwa satu kesalahan yang dibuat dapat merugikan tim secara keseluruhan.

Ini penting karena sepak bola adalah olahraga kolektif. Setiap personel tim, baik di dalam maupun luar lapangan, merupakan sebuah struktur yang dapat hancur jika sekeping bagiannya tak kokoh.

Singkatnya, sepak bola itu "satu untuk semua, semua untuk satu". Individu berjuang untuk tim dan tim hadir untuk mendukung perkembangan pribadi-pribadi di dalamnya agar lebih baik.

Terkait hal itu, ada satu pernyataan tajam dari legenda sepak bola Brazil, Arthur Antunes Coimbra atau lebih dikenal sebagai Zico.

Dikutip dari Goal.com, ketika ditanyakan perihal dirinya yang tidak pernah menjuarai Piala Dunia, Zico menjawabnya dengan elegan.

"Sepak bola adalah olahraga kolektif dan sering kali nasib tim tidak bergantung pada permainan bagus seorang pemain, tetapi pada performa apik skuad itu secara keseluruhan".

Pola pikir seperti ini sangat sesuai ditanamkan kepada pemain-pemain belia seperti mereka yang berkompetisi di Piala AFF U-16 2022.

Sebagus apapun bakat pemain di sana, tidak akan terasah maksimal tanpa dukungan lingkungan terutama sokongan dari teman-teman setim, pelatih sampai ofisial.

Mentalitas pemain mesti dibentuk dengan tangguh karena dari kompetisi U-16, mereka akan mengarungi sulitnya bertahan di sektor lapangan hijau.

Tidak sedikit dari pemain-pemain itu, nantinya, akan beralih profesi lantaran tak bisa bersaing di dunia sepak bola atau berkarier sebagai pesepak bola, tapi karier mandek sebab tak mau mengasah diri.

Namun, apa saja profesi mereka di masa depan, setidak-tidaknya Bima sudah memberikan pondasi dalam bentuk kedisiplinan. Bahwa mereka tak bisa dilepaskan dari orang lain.

Skuad timnas U-16 pun tidak merasa apa yang diberikan pelatih mereka sebagai beban.

"Bagi kami, itu bagus untuk kedisiplinan. Supaya kami semua kompak dan tidak sembarangan," ujar Narendra Tegar.

Pesepak bola Timnas Indonesia U-16 berselebrasi usai melawan Timnas Filipina U-16 saat laga AFF U-16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu (31/7/2022). Timnas U-16 Indonesia mengalahkan Timnas Filipina U-16 dengan skor akhir 2-0. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.
Pesepak bola Timnas Indonesia U-16 berselebrasi usai melawan Timnas Filipina U-16 saat laga AFF U-16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu (31/7/2022). Timnas U-16 Indonesia mengalahkan Timnas Filipina U-16 dengan skor akhir 2-0. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.

Orang tua

Bima Sakti tak menolak anggapan bahwa sebagai pelatih anak-anak berusia 16 tahun ke bawah, dia juga harus berperan sebagai orang tua, kakak dan sahabat bagi pemainnya.

Pesepak bola umur remaja, dia menjelaskan, tidak bisa dilepaskan begitu saja layaknya pria dewasa. Mereka memerlukan sosok pengarah dan tugas itu diemban oleh pelatih.

Berminggu hingga berbulan berpisah dari orang tua menjadi beban bagi skuad "Garuda Asia". Untuk itu, Bima merelakan dirinya sebagai pendengar curahan hati (curhat).

"Curhat tak jauh dari kangen sama orang tua. Jika demikian, saya pribadi mengajak mereka berbicara dari hati ke hati. Namun, begitu saya tanya 'pekerjaan orang tua apa?', biasanya mereka sedih. Mereka ingin membahagiakan ayah dan ibunya," kata Bima.

Demi mengurangi rasa rindu itu, Bima lalu membuat terobosan. Dia memerintahkan agar foto orang tua setiap pemain ditempel di ruang ganti Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Dengan begitu, pemain bisa melihat wajah orang tua mereka sebelum berlaga menghadapi lawan-lawannya di Piala AFF U-16 2022.

"Sebelum masuk ke lapangan, mereka bisa menatap wajah orang tua masing-masing. Insyallah walau tak hadir secara fisik, orang tua mereka selalu mendoakan dan merasa bangga dengan anak-anaknya," kata Bima.

Tim nasional U-16 Indonesia terus bertempur di Piala AFF U-16 2022 yang berlangsung mulai 31 Juli.

Bergabung di Grup A, skuad "Garuda Asia" mencatatkan kemenangan pada laga perdananya di turnamen dengan menundukkan Filipina 2-0.

Hasil itu membuat Indonesia berada di posisi kedua klasemen sementara Grup A dengan tiga poin dari satu laga.

Indonesia berada di bawah pemuncak klasemen Vietnam yang berpoin sama tetapi unggul selisih gol. Filipina menghuni peringkat ketiga grup, tepat di atas Singapura yang menjadi juru kunci.

Berikutnya di Grup A, timnas U-16 Indonesia akan menghadapi Singapura di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (3/8/2022), mulai pukul 20.00 WIB.

[Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI