Suara.com - Manchester United berhasil menggaet Lisandro Martinez dari Ajax Amsterdam. Dia merupakan pemain bertahan yang punya julukan si Tukang Jagal.
Ada kisah menarik di balik julukan mengerikan yang didapatkan Lisandro Martinez sejak berseragam Ajax Amsterdam dari Defensa y Justicia pada 2019 silam.
Untuk mendapatkan Lisandro Martinez, Fabrizio Romano menyebut Manchester United harus mengeluarkan dana sekitar 57 juta euro atau sekitar Rp861 miliar.
Selain itu Manchetser United juga harus memberi biaya tambahan senilai 10 juta euro atau sekitar Rp151,2 miliar untuk memboyong pemain berjuluk Si Tukang Jagal.
Baca Juga: Performa Kiper Timnas Putri Inggris Meningkat, David De Gea Dapat Kredit
Bukan tanpa alasan mengapa Man United berani menggolontorkan dana besar untuk sang pemain, Lisandro Martinez adalah pemain serbabisa yang mengisi sejumlah pos.
Lisandro adalah pemain berposisi bek tengah namun bisa dimainkan di posisi gelandang bertahan dan bek sayap.
Hingga saat ini Lisandro sudah memainkan sebanyak 139 kali sebagai bek tengah, kemudian 22 kali sebagai gelandang bertahan, bek kiri sebanyak 12 kali dan bek kanan sebanyak 3 kali.
Fleksibiltas pemain dinilai sebagai daya tarik tersendiri bagi Ten Hag hingga nekat memboyongnya ke Man United, terlepas dari status reuni yang mereka jalani.
Si Tukang Jagal
Baca Juga: Phil Foden Yakin Erling Haaland akan Seganas Sergio Aguero
Pemain berjuluk Si Tukang Jagal ini bukan sosok asing bagi Erik ten Hag, ia pernah menjadi andalan sang pelaih pada musim 2019-2020 di Ajax Amsterdam.
Dan terdapat kisah menarik tersendiri di balik julukannya sebagai si Tukang Jagal, atau The Butcher of Amsterdam.
Julukan ini sebenarnya berawal dari hal sepele. Meski berpostur 175 cm dan posisinya sebagai bek tengah namun Lisandro tidak segan menekel pemain lawan.
Kebiasan inilah yang membuatnya disebut demikian. Setelah menekel dan mendapatkan bola Lisandro kemudian mengalirkan bola ke sektor tengah dan depan.
Hal ini juga diakui oleh Lisandro dalam sebuah wawancara, ia pun menjelaskan sedikit mengenai alasan 'permainan kasar' yang ia lakukan.
"Ya, saya dapat julukan carnicero, Tukang Jagal dari Amsterdam. Kami, orang Argentina, melakukan segala sesuatunya dengan penuh hasrat," ucap Lisandro dikutip dari Mirror.
"Dan ketika diriku masuk lapangan, saya akan berjuang sekuat tenaga untuk setiap momen merebut bola. Saya siap melakukannya sampai mati sekalipun. Saya ingin memenangi seluruh duel dalam situasi 50-50."
"Karena tahu diriku ini berjuang demi sesuap makanan untuk seluruh anggota keluargaku dan teman-temanku. Itulah perasaan saya, dan setiap orang Argentina miliki."
"Itu adalah sebuah motivasi yang sulit saya jelaskan." imbuhnya.
Kontributor: Eko Isdiyanto