Suara.com - Nama Bagus Kahfi tengah menjadi perbincangan publik sepak bola Indonesia setelah video amatir memperlihatkan dirinya tengah bermain di kompetisi tarkam (antar kampung).
Video yang memperlihatkan Bagus Kahfi bermain di tarkam ini diunggah oleh kanal YouTuber Mop Lovers Update pada tanggal 21 Juli 2022.
Seperti yang diketahui juga bahwa Bagus Kahfi sudah tak lagi bermain untuk Jong Utrecht dan sudah kembali ke Tanah Air beberapa waktu lalu.
Status Bagus yang belum bergabung dengan tim mana pun membuat keyakinan bahwa sosok pemain yang ada di dalam video tersebut memang benar dirinya.
Baca Juga: Profil Art Langeler, Pelatih Timnas Curacao yang Pernah Latih Timnas Belanda U-21
Video yang diunggah itu juga diberi judul 'Bagus Kahfi Main Tarkam Gagal Ekesekusi Adu Pinalti di Magelang Jawa Tengah Babak Semifinal".
Selain itu kanal YouTube Mop Lovers Update juga memberi keterangan berbunyi 'Bagus Kahfi terlihat main tarkam bela kampung halaman kalah adu penalti babak semifinal'.
Tak lama setelah itu, potongan video Bagus bermain di tarkam itu langsung beredar di media sosial dan terbagi dalam beberapa momen.
Momen pertama adalah ketika Bagus bersiap masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti dan momen kedua saat saudara kembar Bagas Kaffa ini gagal mengeksekusi penalti.
Tak pelak kedua momen ini menyita perhatian netizen Tanah Air, apalagi saat Bagus gagal melaksanakan tugasnya sebagai eksekutor penalti.
Baca Juga: Hasil BRI Liga 1: Persita Tangerang Bungkam Persik Kediri di Indomilk Arena
Meski begitu, ada pula netizen yang mencoba jeli melihat video saat Bagus melakukan eksekusi penalti di laga tersebut.
Bagus dinilai sengaja melakukan itu dan tak membiarkan dirinya mencetak gol di laga adu penalti, meskipun hal ini bisa menjadi perdebatan panjang.
Berikut cuplikan video detik-detik Bagus Kahfi gagal mencetak gol sebagai eksekutor penalti di kompetisi tarkam yang diikutinya.
Momen ini mengejutkan, mengingat status Bagus yang merupakan pemain jebolan kompetisi kelompok umur luar negeri.
Kariernya sudah mencapai Belanda dan sosoknya juga merupakan salah satu pemain langganan timnas Indonesia.
Hingga pada akhirnya ternyata kemampuan Bagus belum cukup membuat Shin Tae-yong terkesan kepadanya.
[Penulis: Eko Isdiyanto]