Kabar ini tentu menggembirakan karena transfer de Jong bisa menjadi pembuka jalan untuk terbentuknya 'Manchester United rasa Ajax Amsterdam'.
Ini karena ten Hag tak akan berhenti pada de Jong. Fakta bahwa dia menjadikan Ajax sebagai patokan membentuk skuad baru di Mancheste United, menunjukkan dia berhasrat menggaet sebanyak mungkin pemain yang sudah mengenal filosofi sepak bolanya.
Menuju Transformasi
Selama ditangani ten Hag, Ajax menjadi tim yang selalu bernafsu menguasai bola dan menekan lawan saat bola dikuasai musuh.
Ini mirip mazhab Ralf Rangnick namun waktu yang terlalu singkat membuat Rangnick tak bisa menerapkan pendekatan itu di Old Trafford.
Pendekatan ten Hag itu berbanding terbalik dengan cara United bermain selama musim lalu yang sering kewalahan menghadapi lawan, sering pasif, tak mampu memenangkan bola dan memanfaatkan dengan efektif penguasaan bola, sampai tergelincir ke urutan keenam liga.
Dibandingkan dengan lima besar Liga Premier lainnya, United juga menduduki urutan keenam dalam soal penguasaan bola, ketepatan mengumpan dan menciptakan gol dari permainan terbuka. Ini semua menunjukkan mereka tak bisa mendikte lapangan.
Faktor terbesar yang membuat hal itu terjadi adalah kualitas lapangan tengah yang buruk.
United kekurangan gelandang bertahan yang ahli mengelola lapangan tengah, baik saat harus menyalurkan bola ke depan, maupun ketika harus mencegat bola dan menghalangi lawan sebelum bisa masuk daerah pertahanan sendiri.
Baca Juga: 3 Alasan Cristiano Ronaldo Layak Pertimbangkan Tawaran Chelsea
Saat ini United memiliki Scott McTominay dan Fred, tapi kedua pemain ini dianggap tak bisa membuat MU meraih trofi, bahkan salah satu legenda mereka, Roy Keane, berasumsi MU tak akan menjuarai apa-apa sepanjang lapangan tengahnya diisi McTominay dan Fred.