3 Peraih Golden Boy yang Gagal Capai Potensi Terbaiknya

Arief Apriadi Suara.Com
Senin, 20 Juni 2022 | 14:55 WIB
3 Peraih Golden Boy yang Gagal Capai Potensi Terbaiknya
Pemain Portugal Renato Sanches berebut bola dengan dua pemain Belgia dalam pertandingan babak 16 besar Euro 2020 yang berlangsung di La Cartuja, 27 Juni 2021. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak semua pemain muda dengan label wonderkid atau bahkan yang menyabet gelar Golden Boy mampu bersinar ketika beranjak ke level senior. Beberapa dari mereka justru gagal menunjukkan potensinya di usia matang.

Para pesepak bola muda berbakat, banyak yang sudah mendapat promosi ke tim senior di usia muda karena kemampuannya yang dinilai di atas rata-rata pemain seusianya.

Namun, tak sedikit dari mereka yang kariernya justru tak berlangsung lama. Entah karena dibekap cedera parah atau terimbas masalah lainnya.

Pada 2021, penghargaan Golden Boy atau pemain muda terbaik di dunia di bawah usia 21 tahun, disabet oleh gelandang Barcelona, Pedro Gonzalez Lopez alias Pedri.

Baca Juga: Tawaran Frenkie de Jong Ditolak, Manchester United Naikan Nilai Transfer Rp1,08 Trilun ke Barcelona

Dalam penghargaan itu, Pedri sukses mengalahkan nominasi lainnya yakni wonderkid Borussia Dortmund dan timnas Inggris, Jude Bellingham.

Patut ditunggu bagaimana kiprah Pedri yang saat ini masih berusia 19 tahun dalam beberapa musim ke depan. Apakah bakal menjadi bintang sepak bola atau justru meredup dan menghilang dari peredaran.

Sebelum Pedri, terdapat banyak pemain yang sempat menyabet penghargaan bergengsi itu. Namun tak semuanya sukses mencapai potensi maksimalnya, berikut daftarnya.

1. Mario Balotelli

Mario Balotelli saat masih memperkuat Brescia. [ISABELLA BONOTTO / AFP]
Mario Balotelli saat masih memperkuat Brescia. [ISABELLA BONOTTO / AFP]

Namanya mulai bersinar bersama Inter Milan. Penampilan apiknya membawa Super Mario ke Manchester City yang kala itu dilatih oleh Roberto Mancini.

Baca Juga: Robert Lewandowski Kembali Paksa Bayern Munich Menjualnya

Namun, Balotelli yang dianggap punya bakat spesial gagal menjawab ekspektasi. Perilakunya yang buruk digadang-gadang jadi faktor utama dia tak bisa mencapai permainan terbaik.

Status Golden Boy 2010 hanya tinggal kenangan dan pada akhirnya sang pemain kini cuma bermain untuk klub Liga Italia Serie B, Brescia.

2. Anderson

Anderson - Shutterstock
Anderson - Shutterstock

Banyak pemain Brasil yang melakukan eksodus besar-besaran ke Eropa, dan Manchester United jadi salah satu klub yang dituju.

Anderson menjadi pemain muda berbakat yang saat itu mencuri perhatian pelatih Man United Sir Alex Ferguson.

Namun selepas direkrut Setan Merah, gelar Golden Boy yang diraih Anderson pada 2008 seakan tak mencerminkan kemampuanya di lapangan.

Kendati memberi sederet gelar bergengsi untuk Manchester United, Anderson tak pernah benar-benar menunjukan kemampuan terbaiknya sebagai seorang calon gelandang terbaik di dunia.

Salah satu faktor hancurnya karier Anderson adalah masalah cedera dan akhirnya memilih pensiun di usia muda. Kini, Anderson berprofesi sebagai asisten pelatih Adana Demispor.

3. Renato Sanches

Gelandang Bayern Munich Renato Sanches (kiri) menutup hidung saat pemain Liverpool Dejan Lovren berteriak [AFP]
Gelandang Bayern Munich Renato Sanches (kiri) menutup hidung saat pemain Liverpool Dejan Lovren berteriak [AFP]

Ajang EURO 2016 menjadi panggung Renato Sanches untuk menunjukkan bakatnya sebagai pemain muda potensial kepada seluruh Eropa. Di tahun yang sama pula dia menyabet penghargaan Golden Boy atau pemain muda terbaik.

Potensi Renato Sanches kemudian tercium oleh  Bayern Munich. Klub raksasa Bundesliga kemudian memboyongnya dari Benfica tahun itu juga.

Namun, ekspektasi tinggi itu gagal dijawab Renato Sanchez. Dia kemudian dilego ke Swansea City untuk kemudian dilepas ke Lille dan terlihat mulai menemukan performanya kembali di usianya yang sudah menginjak 24 tahun.

Kontributor: Eko Isdiyanto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI