Suara.com - Pemain Yordania sampai berdarah-darah setelah secara tak langsung membantu timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 sebelum anak asuh Shin Tae-yong membantai Nepal.
Melawan Kuwait selaku tuan rumah Kualifikasi Piala Asia 2023, Yordania tampil impresif usai menang dengan skor 3-0 dalam laga yang digelar di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad.
Hasil ini sekaligus mengubah peta persaingan siapa yang akan lolos ke babak final Piala Asia 2023. Secara tak langsung timnas Indonesia diuntungkan dengan kemenangan Yordania atas Kuwait.
Timnas Indonesia hanya butuh hasil imbang melawan Nepal untuk bisa lolos langsung ke Piala Asia 2023, namun hasil memuaskan diraih Marc Klok dkk.
Baca Juga: Empat Fakta Kemenangan Indonesia Usai Tumbangkan Nepal di Kualifikasi Piala Asia
Anak asuh Shin Tae-yong menggilas Nepal dengan skor 7-0, menjadikan skuat Garuda runner-up terbaik kedua di bawah Kyrgizstan.
Namun sebelum itu, pemain Yordania juga patut diapresiasi setelah sampai berdarah-darah memastikan kemenangan atas Kuwait.
Adalah Mousa Al-Tamari, pemain sayap pemilik nomor punggung 10 ini memang terkenal sosok yang ngotot dan berani berduel di atas lapangan.
Setelah di laga kontra Indonesia jerseynya ditarik Marc Klok sampai robek, kini Mousa harus dirawat di lapangan setelah berduel udara dengan dua pemain Kuwait.
Pemain berusia 25 tahun yang membela klub Belgia, Oud-Heverlee Leuven itu harus menepi untuk mendapat perawatan dari tim medis.
Darah mengucur dari kepala Mousa, tetapi setelah mendapat perawatan sang pemain tetap melanjutkan pertandingan dengan kondisi kepala diperban.
Setelah pertandingan imbang tanpa gol di babak pertama, Yordania tancap gas di babak kedua dengan rentetan tiga gol mereka.
Diawali dengan Ali Olwan pada menit ke-61, disusul Mahmoud Al Mardi di menit ke-89 dan terakhir pada menit tambahan 90+6' oleh Noor Al Rawabdeh.
Timnas Indonesia akan menemani Yordania ke putaran final Piala Asia 2023, sebagai runner-up terbaik.
Sementara Yordania sebagai juara Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 dengan poin sempurna, sembilan.
Kontributor: Eko Isdiyanto