Dari Pengungsian ke Piala Dunia, Awer Mabil: Terima Kasih Timnas Australia

Rully Fauzi Suara.Com
Selasa, 14 Juni 2022 | 17:32 WIB
Dari Pengungsian ke Piala Dunia, Awer Mabil: Terima Kasih Timnas Australia
Penyerang sayap Timnas Australia, Awer Mabil. [KARIM JAAFAR / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Awer Mabil mengatakan tendangan penalti dalam kemenangan adu penalti atas Peru yang membawa Socceroos ke Piala Dunia untuk kelima kali berturut-turut, adalah ucapan terima kasih untuk Australia yang telah membawa dia dan keluarganya masuk sebagai pengungsi.

Pemain sayap berusia 26 tahun, yang lahir dari orang tua asal Sudan Selatan di kamp pengungsian di Kenya itu, dengan tenang mengkonversi tendangan penalti sudden death pertama dan kemudian menyaksikan kiper Andrew Redmayne menyelamatkan tendangan Alex Valera dari titik putih untuk merebut kemenangan Timnas Australia atas Peru di laga play-off inter-konfederasi Piala Dunia 2022 di Qatar, Selasa pagi.

"Saya tahu saya akan mencetak gol. Ini satu-satunya cara untuk mengucapkan terima kasih kepada Australia, dari saya dan keluarga saya," kata Mabil seperti dilansir Reuters, Selasa.

"Keluarga saya meninggalkan Sudan karena perang, saya lahir di gubuk. Kamar hotel saya di sini lebih besar dari kamar yang kami miliki sebagai keluarga di kamp pengungsian dulu. Bagi Australia menerima dan menampung kami, memberi saya dan keluarga saya kesempatan untuk hidup," sambung pemain yang kini merumput di liga utama Turki bersama klub Kasimpasa itu.

Baca Juga: Andrew Redmayne, Kiper Eksentrik yang Jadi Aktor Kelolosan Australia ke Piala Dunia 2022

Mabil berharap kontribusinya pada kemenangan atas Peru, setidaknya dalam dunia sepakbola, membantu menciptakan narasi baru seputar pengungsi di Australia.

"Sekarang saya pikir saya punya pengaruh pada sepakbola Australia," tuturnya.

"Kami akan pergi ke Piala Dunia. Saya mencetak gol (penalti), banyak dari rekan setim saya mencetak gol, kami semua berperan," sambung Mabil.

"Dan ya, mungkin anak pengungsi itu berperan besar. Jadi atas nama keluarga saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh Australia," tutur pemain kulit hitam satu-satunya di skuad Timnas Australia saat ini tersebut.

Mabil mengatakan dia tiba di Australia sebagai seorang anak tepat pada waktunya untuk melihat 'Generasi Emas' Socceroos bermain di Piala Dunia 2006 di Jerman.

Baca Juga: Hajar Peru Secara Dramatis, Timnas Australia Lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar

Generasi pemain saat ini, katanya, bertekad untuk tidak terbebani oleh kenangan hari-hari ketika Tim Cahill dan Harry Kewell mengenakan jersey hijau dan emas.

"Kami ingin membuat bab kami sendiri," katanya.

"Bagi saya, saya melihatnya sebagai motivasi. Sekarang saatnya kami menulis naskah kami sendiri. Lain kali kami akan langsung lolos (tanpa play-off). Kami selalu melakukannya dengan cara yang sulit sebagai warga Australia, saatnya mengubah gambaran itu," tukas Mabil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI