Suara.com - Manchester United era Sir Alex Ferguson sempat melakukan transfer terburuk sepanjang sejarah, adalah William Prunier yang didatangkan pada tahun 1995.
Padahal Sir Alex Ferguson bisa jadi pelatih dengan strategi hebat dalam mendatangkan pemain, meskipun William Prunier adalah blunder yang pernah ia buat.
Di tahun 1995, Manchester United di bawah era Sir Alex Ferguson mendatangkan William Prunier dengan status bebas transfer meskipun sial bagi sang pemain.
Kariernya di Man United rusak dan bahkan hancur karena dihantam cedera, selama di Old Traffor Prunier hanya bermain sebanyak dua pertandingan saja.
Baca Juga: Hakim Tolak Gugatan Pemerkosaan terhadap Cristiano Ronaldo
Laga perdana saat melawan Queens Park Rangers dan tampil menawan dengan assist untuk gol yang dicetak Andy Cole.
Pada laga kedua, Prunier diduetkan dengan Gary Neville di jantung pertahanan Man United, sial saat itu lawan mereka Tottenham Hotspur dan kalah dengan diberondong empat gol.
Setelahnya, Prunier dilepas ke Copenhagen oleh Man United padahal tim saat itu tengah berkutat dengan masalah cedera di lini pertahanan.
Beberapa pemain seperti Garry Pallister, Steve Bruce dan David May dirundung cedera dan harus absen bermain untuk tim.
Dan karena kondisi itu, Eric Cantona muncul dengan saran untuk merekrut Prunier yang pernah menjadi teman mainnya di akademi Auxerre.
Baca Juga: Negosiasi Berlangsung, Marco Asensio Berpeluang Gabung Manchester United
Prunier saat itu berusia 28 tahun, pindah ke Old Trafford membuatnya mewujudkan transfer impian sebagai pemain profesional.
Dalam otobiografi Sir Alex Ferguson berjudul Leading yang dirilis pada 2015, Alex Ferguson melabeli Prunier sebagai bencana dan pemain terburuk keenam Man United.
Prunier mencatat nyaris 500 penampilan bersama beberapa klub kondang, seperti Copenhagen, Marseille, Napoli dan Toulose.
Ia juga pernah menyabet gelar Piala Intertoto bersama eks pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane di Bordeaux.
Kini pria berusia 54 tahun memulai karier manajemen klub dan menjadi asisten pelatih di Le Mans di divisi ketiga Liga Prancis.
Penulis: Eko Isdiyanto