Suara.com - Laga timnas Malaysia melawan Bahrain dalam lanjutan fase Grup E Kualifikasi Piala Asia 2023 dikejutkan dengan banjirnya Stadion Bukit Jalil karena hujan deras.
Banjir di Stadion Bukit Jalil terjadi sebelum pertandingan digelar pada Sabtu (11/6/2022) kondisi yang membuat suporter Malaysia marah.
Animo masyarakat Malaysia tentu tinggi menyaksikan tim nasional negaranya bertanding di markas sendiri, namun malah dibuat kecewa.
Nasib buruk anak asih Kim Pan-gon diawali dengan air yang menggenangi rumput stadion, setelah sistem drainase tak berjalan baik.
Bahkan sistem drainase tersebut tak layak digunakan, para pemain Bahrain juga sempat menolak bermain karena kondisi lapangan tak layak.
"Mungkin besok lapangan berada dalam kondisi terbaik karena ini adalah pertandingan pertama kompetisi tetapi setelah pertandingan ketiga," ucap Helio Sousa.
"Keempat dan kelima di lapangan yang sama, kami akan melihat bagaimana kami menghadapinya." imbuhnya.
Netizen Malaysia pun tak tinggal diam, beragam komentar miring dilontarkan lewat media sosial dan salah satu yang menarik adalah biaya pemugaran Stadion Bukit Jalil.
Melalui sebuah tulisan yang diunggah pada akun Twitter, seorang netizen Malaysia menyebut renovasi Stadion Bukit Jalil menghabiskan 1,2 triliun Ringgit Malaysia.
Baca Juga: Media Asing Sebut Peluang Timnas Indonesia Lolos Kualifikasi Piala Asia 2023 Terbuka Lebar
Nilai tersebut berada di kisasarn Rp3,9 triliun, namun sistem drainase tidak berfungsi baik hingga membuat lapangan menjadi seperti kolam lele.
Puncaknya Malaysia dipaksa menelan kekalahan dari Bahrain dengan skor 1-2, setelah sempat unggul lebih dulu lewat Mohamadou Sumareh pada menit ke-55.
Tiga menit setelah itu, Ali Haram sukses mengoyak jala gawang Malaysia (57') dan keunggulan Bahrain digandakan Abdulla Yusut Hefal pada menit (81').
Kekalahan ini membawa Malaysia bertengger di peringkat kedua klasemen Grup E Kualifikasi Piala Asia 2023 dengan raihan 3 poin.
Bahrain sebagai pemuncak klasemen dengan enam poin setelah memetik dua kali kemenangan atas Malaysia dan Bangladesh.
Penulis: Eko Isdiyanto