Suara.com - Liga sepak bola Jepang atau J League bukanlah kompetisi yang asing bagi para pesepak bola Asia Tenggara. Musim ini, setidaknya terdapat 15 pemain asal ASEAN yang merumput di Negeri Sakura.
Kedekatan Asia Tenggara dengan J League salah satunya dipengaruhi oleh aturan pemain asing di kompetisi sepak bola Jepang tersebut.
Musim ini, tak ada batasan khusus berapa pemain asing yang boleh direkrut setiap tim, hanya saja maksimal ada lima pemain asing dalam 18 pemain yang dibawa dalam satu pertandingan.

Akan tetapi, aturan ini tak berlaku untuk negara-negara yang bekerja sama dengan J League, termasuk negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Kamboja, Singapura, dan Indonesia.
Artinya, pemain asal negara-negara tersebut statusnya tak dihitung sebagai pemain asing pada hari pertandingan dan tak masuk dalam hitungan maksimal lima pemain asing tersebut.
Aturan ini membuat banyak klub J League yang kemudian merekrut pemain-pemain asal Asia Tenggara.
![Profil Ryu Nugraha, Kiper Indonesia yang Berkiprah di J-League. [J-League]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/23/27875-profil-ryu-nugraha-kiper-indonesia-yang-berkiprah-di-j-league.jpg)
Saat ini, tercatat ada 15 pemain asal Asia Tenggara yang bermain di tiga kasta Meiji Yasuda J League mulai dari J1, J2, hingga J3.
Di kasta teratas, ada empat pemain Asia Tenggara dengan tiga di antaranya berasal dari Thailand.
Chanathip Songkrasin jadi nama terbesar asal Negeri Gajah Putih. Musim ini ia pindah dari Hokkaido Consadole Sapporo menuju raksasa Jepang yang juara J1 League empat kali dalam lima musim terakhir, Kawasaki Frontale.
Baca Juga: 5 Hits Bola: Prediksi Line Up Timnas Indonesia vs Bangladesh di FIFA Matchday
Musim ini merupakan musim keenam pemain yang akrab disapa Jay tersebut bermain di J1 League.