Suara.com - Kepala Polisi Paris Didier Lallement pada Kamis mengakui bahwa jajarannya telah melakukan kelalaian dalam menjalankan operasi pengamanan final Liga Champions pada akhir bulan lalu.
Lallement juga meminta maaf atas penggunaan gas air mata ke arah suporter yang berusaha memasuki Stade de France untuk menyaksikan pertandingan antara Real Madrid kontra Liverpool pada 28 Mei lalu.
"Jelas itu sebuah kelalaian," kata Lallement kepada komisi penyelidikan insiden tersebut di Senat Prancis, demikian dilansir AFP, Kamis (9/6/2022).
"Itu sebuah kelalaian karena banyak orang terdorong dan berdesak-desakan. Itu sebuah kelalaian karena membuat citra negara ini rusak," katanya.
Baca Juga: Luka Modric Teken Kontrak Baru di Real Madrid, Tetap Berseragam Los Blancos Hingga 2023
Lallement mengaku "menyesal" telah memberikan izin penggunaan gas air mata ke arah suporter agar menjauhi kompleks stadium.
Namun, ia bersikeras bahwa "tidak ada cara lain" untuk mengurangi kepadatan dan tekanan yang dilakukan suporter terhadap gerbang-gerbang stadion.
Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin menuding penggemar Liverpool sebagai provokator insiden yang membuat sepak mula final Liga Champions itu tertunda 35 menit dari jadwal awal.
Darmanin mengatakan bahwa "ribuan 'suporter' dari Inggris baik tanpa tiket atau membawa tiket palsu memaksa masuk dan terkadang berperilaku kasar terhadap petugas."
Otoritas sepak bola Eropa, UEFA, juga sempat menyalahkan peredaran "tiket palsu yang tidak berfungsi di pintu masuk, memicu penumpukan."
Baca Juga: Real Madrid Harus Siapkan Dana Rp771 Miliar untuk Boyong Gabriel Jesus dari Manchester City
Setelah final Liverpool langsung memberi pernyataan yang mengecam tindakan yang diterima para suporter mereka dan meminta UEFA untuk membentuk badan penyelidik independen atas insiden tersebut.
Sikap serupa juga belakangan disampaikan oleh Real Madrid yang mengaku bukan hanya suporter Liverpool yang menjadi korban penanganan kasar pihak keamanan Prancis, tetapi juga para penggemar mereka.
[Antara]