Suara.com - Timnas Indonesia gagal menuai hasil positif saat bertanding melawan Bangladesh dalam laga uji coba FIFA matchday, Rabu (1/6/2022) malam.
Bertanding di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, skuad 'Merah Putih' cuma meraih hasil imbang 0-0. Ini jelas hasil yang mengecewakan buat Rachmat Irianto dan kolega.
Bukan tanpa sebab, Bangladesh di atas kertas jauh kualitasnya dari Timnas Indonesia. Ini juga terlihat dari jalan pertandingan selama 90 menit.
Timnas Indonesia sebetulnya mampu menguasai jalannya pertandingan dan lebih banyak memberi ancaman, namun tidak ada satu pun peluang yang berbuah jadi gol.
Baca Juga: 3 Catatan Menarik saat Timnas Indonesia Ditahan Imbang Bangladesh Tanpa Gol
Memang, ada beberapa faktor yang besar kemungkinan membuat penampilan Timnas Indonesia menjadi tidak maksimal.
Di antaranya tidak ada sosok Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Ricky Kambuaya, Evan Dimas, dan para pemain naturalisasi seperti Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama yang bisa bermain.
Meski begitu, ada beberapa kelemahan lain yang ada di kubu skuad arahan Shin Tae-yong ini. Berikut ulasannya!
1. Kurang Kreativitas
Hal paling mencolok dari permainan Timnas Indonesia melawan Bangladesh kemarin adalah minimnya kreativitas yang ditunjukkan oleh para pemain.
Baca Juga: Aksi Individu Ronaldo Kwateh di Turnamen Toulon Jadi Sorotan, Bikin Lawan Kena Nutmeg
Aliran bola yang tidak terlalu lancar dari lini tengah menjadi salah stau penyebab utama permainan Timnas Indonesia jadi monoton.
Hanya menyerang dari sektor sayap menjadi opsi yang terus dicoba, meski Bangladesh sudah mengantisipasi serangan ini. Selain itu, para pemain Timnas Indonesia juga cenderung melepaskan long ball dari lini belakang yang jelas-jelas tidak efektif.
2. Adaptasi Lambat
Beberapa pemain terlihat kehilangan sentuhan dan butuh adaptasi lagi untuk kembali menjalankan pola permainan Shin Tae-yong.
Selain pemain-pemain yang baru beberapa kali bermain di bawah arahan Shin Tae-yong, beberapa pemain seperti Pratama Arhan dan Irfan Jaya cenderung kurang chemistry.
Duet gelandang Rachmat Irianto dan Marc Klok juga terbilang tidak maksimal karena dua pemain ini cenderung bermain lebih ke daerah pertahanan sendiri.
3. Striker Mandul
Ini sudah menjadi hal yang terus diperbincangkan dari Timnas Indonesia arahan Shin Tae-yong. Hingga kini belum ada penyerang yang benar-benar mematikan di kubu skuad "Garuda".
Muhammad Rafli bahkan Dimas Drajad yang diturunkan melawan Bangladesh, belum bisa menunjukkan ketajaman mereka.
Ini jelas menjadi alarm buat Shin Tae-yong yang harus mulai mempertimbangkan membawa penyerang berpengalaman dan bisa menjadi target man seperti Ilija Spasojevic.
Penulis: Aditia Rizki