Suara.com - Pelatih Ukraina Oleksandr Petrakov mengatakan kemenangan atas Skotlandia dalam playoff kualifikasi Piala Dunia 2022 pada Rabu waktu setempat adalah kemenangan untuk rekan-rekan sebangsanya yang sedang "berperang sampai tetes darah penghabisan."
Kemenangan 3-1 di Hampden Park membuat Ukraina menghadapi Wales di Cardiff pada Minggu untuk memperebutkan satu tiket putaran final Piala Dunia yang jika mereka menangkan akan membuat negara itu untuk kedua kalinya lolos ke kejuaraan empat tahunan itu.
Petrakov mengaku kelelahan dalam pertandingan kompetitif pertama yang dimainkan timnya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari.
"Saya tak punya emosi, semua emosi ditinggalkan di lapangan. Kemenangan ini bukan untuk saya, bukan untuk pemain tetapi untuk negara kami, jadi ini kemenangan besar bagi Ukraina," kata dia kepada wartawan seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Hasil Bola Tadi Malam: Argentina Rebut Finalissima 2022, Ukraina ke Puncak Playoff Piala Dunia
"Itu upaya tim, kemenangan tim, kerja tim, mereka melakukan segalanya demi orang-orang yang mereka perjuangkan. Mereka bermain demi mereka yang berada di tanah air, untuk angkatan bersenjata yang berada di parit-parit, untuk mereka yang di rumah sakit. Mereka mengucapkan terima kasih kepada kami Dan kami balas dengan persembahan kami kepada mereka," papar dia seperti dimuat Antara.
Pelatih berusia 64 tahun yang menghabiskan sebagian besar karir kepelatihannya bersama tim muda negara itu, menyatakan tak mau menilai performa tim.
"Saat ini saya tidak ingin menganalisis permainan, saya kelelahan. Saya kosong dalam hal analisis," kata dia.
Menjelang laga ini mulai Oleksandr Zinchenko menangis ketika membahas situasi di negaranya tapi dia tampil luar biasa saat melawan Skotlandia itu.
Petrakov mengaku tidak terkejut dengan emosi atau respons di lapangan.
Baca Juga: Hasil Playoff Piala Dunia 2022: Bungkam Skotlandia, Ukraina Selangkah Lagi Menuju Qatar
"Zinchenko adalah orang yang sangat patriotik, emosional dan warga Ukraina sejati. Ketika Ukraina diserang, dia merasa seolah pribadinya diserang," kata Petrakov.
"Dia anak bangsa sejati, dia memiliki jiwa yang suci dan itu terlihat di dalam dan di luar lapangan."