Suara.com - Kapten Manchester United, Harry Maguire buka-bukaan soal teror bom yang menyasar kediamannya beberapa waktu lalu. Bek Timnas Inggris itu mengungkapkan kegusarannya dan menilai jika hal tersebut sudah di luar batas.
Menyusul kekalahan telak 0-4 Manchester United di markas Liverpool pada laga Liga Inggris April lalu, Maguire menerima teror via surel.
Pemain berusia 29 tahun itu mendapat ancaman bom yang diletakkan di kediamannya di kawasan Chesire, Inggris.
Setelah pihak kepolisian datang dan menggeledah kediaman Maguire, ternyata tidak ditemukan bom ataupun perangkat-perangkat berbahaya lainnya.
Baca Juga: Tertunda Bertahun-tahun, Ivan Perisic Semringah Wujudkan Mimpi Main di Liga Inggris
Meski teror tersebut palsu, Maguire rupanya masih menyimpan kekesalan mendalam. Sang bek tengah mengakui jika keselamatan keluarga jadi kekhawatiran terbesarnya saat itu.
"Jelas saya akan dikritik, mungkin atas performa saya. Manchester United membayar sejumlah besar uang untuk saya. Ini adalah salah satu klub yang paling dicintai di dunia dan salah satu yang paling dibenci," buka Maguire kepada The Sun, Rabu (1/6/2022).
"Di Manchester United, kami tahu kami berada di bawah sorotan yang paling ketat. Saya benar-benar menerima kritik ketika kami kebobolan gol atau membuat kesalahan."
"Saya cukup besar hati untuk menerima orang-orang yang mendukung saya dan mengatakan saya bisa berkembang, demikian pula soal kritik yang membangun.
"Namun, saya kira harus tetap ada batasannya. Saya juga manusia biasa, punya batas kesabaran. Teror bom itu sudah di luar batas. Saya punya keluarga. Ancaman bom itu tidak terlalu mempengaruhi saya, tetapi ini lebih tentang keluarga, tunangan saya Fern."
Baca Juga: Koneksi Uruguay, Diego Forlan Dukung Darwin Nunez Merapat ke Manchester United
"Saya senang anak-anak saya berada pada usia di mana mereka tidak membaca dan melihat sesuatu di berita," tukas mantan bek Leicester City tersebut.