Suara.com - Mengenang kisah jenius Ajax Amsterdam ketika memboyong Frenkie de Jong dengan harga Rp15 ribu saja.
Ajax Amsterdam merupakan salah satu klub papan atas di Eropa dan tim tersukses di Belanda. Meski punya status klub papan atas dan terbesar di Belanda, De Godenzonen bukanlah tim yang gemar belanja seperti tim besar lainnya.
Ajax merupakan salah satu tim yang selalu percaya pada talentanya sendiri. Kepercayaannya pada talentanya itu dibarengi dengan kemampuan Scouting atau mencari bakat yang apik.
Tak terhitung berapa banyak pemain muda berbakat yang diorbitkan Ajax. Hampir sebagian besar, para pemain itu adalah pemain didikannya sendiri.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 Hadapi Thailand di Semifinal, Jordi Amat: Semangat!
Berbicara soal mendidik pemain, Ajax belum lama ini melahirkan generasi emas saat berhasil menembus semifinal Liga Champions 2018-2019.
Kala itu, Erik ten Hag selaku pelatih, menggunakan hampir seluruh pemain muda jebolan akademinya hingga mampu menundukkan tim-tim papan atas seperti Bayern Munich, Real Madrid, dan Juventus.
Para pemain tersebut adalah Donny van de Beek, Matthijs de Ligt, dan Frenkie de Jong. Khusus nama terakhir, ia tak bisa dikatakan sebagai pemain akademi, karena dibeli Ajax pada usia 18 tahun.
Penampilan apik De Jong di musim tersebut membuat banyak klub meminatinya. Hingga akhirnya Barcelona lah yang berhasil mengamankan jasanya dengan harga sekitar 75 juta euro atau Rp1,1 triliun.
Penjualan tersebut pun memberikan keuntungan besar kepada Ajax. Tak tanggung-tanggung, De Godenzonen bisa dikatakan untung 100 persen.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 Masih Unggul, Malaysia Disebut Terlemah di Semifinal SEA Games 2021
Hal ini tak lepas dari kejelian Ajax yang memboyong De Jong pertama kali di usia 18 tahun dengan harga hanya 1 euro atau Rp15 ribu saja.
Seharga Satu Porsi Nasi dan Ayam Goreng
Kisah Ajax membeli Frenkie De Jong dengan harga seporsi nasi ayam goreng itu beredar luas sejak lama. Transfer super murah itu terjadi pada 2015 silam.
Ajax memboyong De Jong yang waktu itu berusia 18 tahun dari tim bernama Willem II Tilburg. Pembelian dengan harga hanya Rp15 ribu ini dibarengi dengan beberapa syarat.
Syarat pertama adalah Ajax wajib meminjamkan beberapa pemain ke Willem II. Sedangkan syarat kedua, De Godenzonen wajib memberi Willem II sekian persen hasil penjualan De Jong.
Hingga empat tahun berselang, atau tepatnya pada 2019, harga pasar De Jong meningkat drastis mencapai angka triliunan.
Besarnya angka tersebut karena penampilannya yang elegan dan di lini tengah Ajax sepanjang musim 2018-2019.
Hingga akhirnya Ajax melepasnya ke Barcelona dengan harga 75 juta euro (Rp1,1 triliun), dan memberikan 10 persen hasil penjualannya atau sekitar 7,5 juta euro (Rp114 miliar) ke Willem II.
Meski baru bergabung Barcelona pada 2019, De Jong harus mengalami pengalaman yang menyakitkan, baik di dalam dan luar lapangan.
Dari lapangan, De Jong harus rela melihat tim yang ia bela menjadi bulan-bulanan di Liga Champions dan sulit bersaing memperebutkan gelar.
Sedangkan di luar lapangan, De Jong harus menerima dirinya dikhianati oleh Barcelona yang ingin menjualnya pada musim panas 2022.
Barcelona mematok harga 80 juta euro (Rp1,2 triliun) bagi tim yang menginginkan jasa De Jong. Sejauh ini, nama Manchester United yang tertarik merekrutnya.
Man United tertarik merekrut De Jong atas permintaan pelatih barunya, Erik ten Hag, yang ingin melakukan revolusi besar-besaran di tubuh tim.
[Penulis: Felix Indra Jaya]