Suara.com - Gelandang jangkar Paris Saint-Germain (PSG), Idrissa Gueye, mengambil sikap tegas untuk menolak menggunakan jersey bermotif pelangi ketika menghadapi Montpellier.
Sejumlah pihak pun mendesak PSG untuk memberi hukuman kepada Idrissa Gueye karena menolak bermain pada pertandingan akhir pekan lalu tersebut.
Sebagai informasi, seluruh klub Liga Prancis pada pekan lalu menggunakan jersey yang nomor punggungnya dihiasi motif bendera pelangi yang merujuk pada simbol komunitas LGBTQ+.
Hal ini sebagai bagian dari kampanye International Day Against Homophobia, Biphobia, dan Transphobia, yang jatuh pada 17 Mei.
Tampaknya, Idrissa Gueye yang berstatus sebagai seorang muslim menolak menggunakan jersey tersebut karena bertentangan dengan ajaran agamanya.
Namun, nyatanya penolakan Idrissa Gueye justru mendapat respons negatif. Salah satunya datang dari politikus Prancis, Valerie Pecresse, yang meminta PSG menjatuhkan hukuman kepada Idrissa Gueye.
“Para pemain sebuah klub sepak bola, dan para pemain PSG pada khususnya, adalah sosok yang jadi identitas bagi generasi pemuda kita,” kata Pecresse Gueye dikutip dari Le Figaro.
“Mereka memiliki kewajiban untuk memberi contoh. Penolakan Idrissa Gueye bergabung dalam perang melawan homophobia tidak bisa dibiarkan tanpa sanksi,” ia melanjutkan.
Profil Idrissa Gueye
Baca Juga: Jurgen Klopp Akui Liverpool Tertarik dengan Kylian Mbappe
Idrissa Gueye merupakan pesepak bola yang lahir di Dakar, Senegal, pada 26 September 1989. Saat ini, gelandang bertahan itu sudah berusia 32 tahun.