Suara.com - Bocornya rekaman percakapan pemain Barcelona Gerard Pique dan Presiden RFEF Luis Rubiales mengguncang sepak bola Spanyol.
Rekaman tersebut, yang dibocorkan oleh El Confidencial, merinci percakapan soal ambisi Gerard Pique dan Luis Rubiales memindahkan pertandingan Supercopa de Espana (Piala Super Spanyol) ke Arab Saudi.
Ambisi keduanya berhasil terwujud, dengan perusahaan Pique, Kosmos, dan RFEF menghasilkan banyak uang.
Namun, kesepakatan saling menguntungkan antara bek tengah Barcelona dengan orang nomor satu di federasi itu memicu kontroversi. Banyak pihak yang tidak suka dengan kesepakatan keduanya.
Baca Juga: Nonton Barcelona vs Atletico di JIS, Mantan Menteri: Serasa di Camp Nou
Pique dan Rubiales naik pitam dengan bocornya rekaman tersebut. Keduanya merasa privasi mereka telah dilanggar dan telepon mereka diretas oleh entitas yang tidak dikenal.
Seluruh dunia sepak bola Spanyol, bagaimanapun, marah dengan moralitas yang ditunjukkan Pique dan Rubiales.
Banyak yang tidak mengerti bagaimana Pique, yang masih pemain Barcelona, bisa melobi kesepakatan semacam itu.
Dilaporkan Marca, Rabu (20/4/2022), Rubiales mengklaim jika dirinya menjadi korban dari aksi mafia.
“Saya korban aksi mafia yang telah mencuri materi dari saya untuk dijual," kata Rubiales.
Baca Juga: Manchester City Bersiap Kontrak Erling Haaland, Real Madrid dan Barcelona Gigit Jari
"Jika mereka melakukan ini, mengapa mereka tidak sekalian menaruh sekantong kokain di mobil saya?” sambungnya.
Isi Rekaman yang Menghebohkan Publik Spanyol
Gerard Pique, yang merupakan seorang pemain aktif, ketahuan setelah rekaman suara yang bocor menyingkap lobi yang dia lakukan kepada Luis Rubiales.
RFEF sendiri telah melanggar tradisi pada 2019 dengan mengumumkan bahwa Piala Super Spanyol bakal berlangsung di luar negeri Andalusia itu, tepatnya di Jeddah.
Rekaman yang diperoleh El Confidential itu menjelaskan bagian yang dimainkan oleh perusahaan Pique, Kosmos, dalam meyakinkan RFEF untuk menggelar pertandingan di Arab Saudi.
Dalam rekaman itu terurai diskusi tentang berapa banyak uang yang diperlukan untuk meyakinkan tim seperti Real Madrid untuk bersedia ambil bagian berlaga di luar negeri.
"Jika ini tentang uang dan Real Madrid akan pergi untuk 8 juta euro (sekitar Rp123,6 miliar), maka Barcelona dibayar 8 juta euro juga," ujar Pique dalam rekaman itu.
“Kemudian yang lain dibayar 2 juta euro (sekitar Rp30,9 miliar) dan 1 juta euro (sekitar Rp15,4 miliar)."
“Itu 19 juta euro (sekitar Rp293,6 miliar) dan Anda, federasi, tetap 6 juta euro (Sekitar Rp92,7 miliar). Kami bahkan bisa mendorong Arab Saudi untuk lebih, dengan mengatakan bahwa jika tidak, maka Real Madrid mungkin tidak akan datang."
"Daripada Anda menjadi tuan rumah di Spanyol, di mana Anda bahkan tidak akan menghasilkan 3 juta euro, pikirkan tentang ini."