Infografis
Suara.com - Ibu dari fans cilik Everton yang handphone-nya diduga dihancurkan Cristiano Ronaldo melontarkan kekesalannya terhadap penyerang Manchester United tersebut. Dia menyebut anaknya kini mengalami trauma dan susah tidur.
Cristiano Ronaldo "mengamuk" setelah Manchester United tumbang 0-1 dari Everton pada lanjutan Liga Inggris 2021/2022 di Goodison Park pada akhir pekan lalu.
Dia diduga melampiaskan rasa frustasinya dengan memukul tangan fans cilik Everton yang diketahui bernama Jacob Harding (14) hingga ponsel sang bocah jatuh dan layarnya hancur.
Polisi Merseyside telah meluncurkan penyelidikan setelah rekaman video atas kejadian itu muncul dan Ronaldo sendiri sudah mengeluarkan permintaan maaf yang dia unggah via Instagram.
Namun, ibu fans cilik Everton bernama Sarah Kelly itu justru kesal dengan sikap Ronaldo. Dia menyebut mega bintang asal Portugal itu bahkan tak menghubungi keluarganya dan justru melakukan permintaan maaf secara terbuka.
"Saya pikir, betapa kasarnya Anda memberi tahu semua orang bahwa Anda telah meminta maaf padahal belum. Oke, Anda telah menyebarkannya ke media sosial, tapi Anda harus minta maaf kepada anak saya," kata Kelly kepada The Telegraph, Selasa (12/4/2022).
Kelly sempat menyampaikan permintaan Ronaldo agar Jacob datang ke Old Trafford untuk bisa menyaksikan Manchester United. Namun sang anak disebutnya sudah tak punya minat perihal itu.
"Dia berkata, 'Tidak, ibu, saya tidak akan pernah ingin melihatnya lagi'. Itu mengecewakan karena Ronaldo adalah salah satu alasan dia ingin pergi ke pertandingan United," ujar Kelly.
Sarah Kelly juga mengungkapkan bahwa anaknya menderita autisme. Sikap kejam Ronaldo kini membuat Jacob yang sengaja menghadiri duel Everton vs MU demi menonton CR7 kini mengalami trauma dan sulit tidur.
Baca Juga: 5 Reaksi Pesepakbola Paling Fenomenal saat Dapat Kartu Merah, CR7 Sampai Seka Air Mata
"Dia berkebutuhan khusus, lebih sulit baginya untuk mengekspresikan dan membutuhkan lebih banyak hari untuk memahami apa yang telah terjadi," beber Sarah.
“Dengan autismenya, dia agak sulit memproses sesuatu. Dia memprosesnya dengan caranya - seperti, 'Saya tidak percaya Ronaldo telah melakukan itu, saya sangat menyukainya'."
