Bukan Taktik atau Teknik, Masalah Bayern Munich Ada di Kepala Pemain

Arief Apriadi Suara.Com
Senin, 11 April 2022 | 23:30 WIB
Bukan Taktik atau Teknik, Masalah Bayern Munich Ada di Kepala Pemain
Penyerang Bayern Munich Thomas Muller beraksi saat menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) dalam laga leg pertama babak perempat final Liga Champions di Allianz Arena, Munich, Kamis (8/4/2021) dini hari WIB. [Christof STACHE / AFP].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terperosoknya Bayern Munich ke dalam situasi sulit jelang leg kedua perempat final Liga Champions 2021/2022 dianggap karena kesalahan mereka sendiri, terkhusus sikap arogansi para pemain.

Hal itu disampaikan psikolog olahraga Dr. Matthias Herzog saat diwawancarai media Jerman, TZ dilansir pada Senin (11/4/2022).

Bayern Munich menatap laga ini dengan tekanan hebat setelah secara mengejutkan takluk 0-1 ketika melawat ke markas Villarreal dalam pertandingan leg pertama perempat final pekan lalu.

Pelatih Bayern, Julian Nagelsmann tak menampik bahwa timnya bermain buruk pada leg pertama dan pantas kalah dari lawannya. Dia pun berjanji Die Roten akan menebus dosa di Allianz Arena.

Baca Juga: Tuchel: Chelsea Butuh 'Naskah Fantastis' untuk Tumbangkan Real Madrid di Santiago Bernabeu

Namun, sebelum membahas perihal leg kedua, Bayern Munich disebut Dr. Matthias Herzog telah menyulitkan diri sendiri berkat kekalahan di leg pertama yang dianggap buah dari sikap yang salah dari Thomas Muller dan kawan-kawan.

“Ya, sayangnya. Pertunjukan yang berfluktuasi sepanjang musim ini hanya bisa dijelaskan oleh kepala. Bukan seolah-olah para pemain memiliki keterampilan pemain kelas dunia dalam satu pertandingan dan lupa cara bermain sepak bola di pertandingan berikutnya," ujar Dr. Matthias Herzog.

“Arogansi! Selama bertahun-tahun, Bayern telah membuang sikap bahwa 'kita akan mengalahkan mereka lewat umpan-umpan, hari ini [penguasaan bola] 70 persen sudah cukup'."

"Sayangnya, kecerobohan ini kembali. Sikapnya hanya bisa: 'Kami akan memberikan yang terbaik. Dan jika kami kalah, kami tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena kami tahu: Hari ini kami tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan' — dan mereka hanya berutang kepada penggemar mereka untuk memberikan yang terbaik."

Menurut Herzog, kesuksesan Bayern Munich di kancah domestik membuat banyak pemain mulai kehilangan api semangat untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Sikap itu dianggapnya salah karena level Liga Champions jelas berbeda dengan Bundesliga.

Baca Juga: Real Madrid vs Chelsea: The Blues Satu-satunya Tim Besar yang Belum Pernah Tampil di Santiago Bernabeu

“Beberapa pemain saat ini tampaknya agak menolak saran. Saya juga ragu bahwa mereka semua benar-benar mau dan lapar. Itu memalukan. Karena itulah satu-satunya cara untuk memenangkan gelar besar," kata Herzog.

"Anda tidak perlu semua itu untuk gelar juara di Jerman, karena lawan sejujurnya terlalu 'bodoh' dan mengalahkan diri sendiri. Biasa-biasa saja sudah cukup untuk Bayern. Tetapi untuk memenangkan Liga Champions, kualitas yang baru saja saya sebutkan sangat penting.”

Meski menunjuk hidung para pemain Bayern Munich, Herzog tetap percaya tim asuhan Julian Nagelsmann itu masih memiliki kans besar untuk membalikan keadaan di Allianz Arena pada Rabu (13/4/2022). Syaratnya, pola pikir pemain harus dibenahi.

“Dengan menyadari mengapa gelar begitu penting bagi mereka. Ketika alasannya, keinginan untuk memenangkan gelar, besar, tarikan tercipta," beber Herzog.

"Di leg pertama, mereka terlalu sibuk bereaksi terhadap gaya permainan lawan daripada memaksakan permainan mereka sendiri dan dengan demikian memaksa lawan untuk bereaksi. Itu tandanya mereka kurang percaya diri,” pungkas Herzog.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI