Suara.com - Mengupas sepak terjang Persipura Jayapura, juara terbanyak Liga Indonesia yang harus terdegradasi untuk pertama kalinya setelah 28 tahun bertahan di kasta teratas.
Nasib nahas harus diterima Persipura Jayapura di pekan terakhir BRI Liga 1 musim 2021-2022, usai dipastikan terdegradasi ke Liga 2 musim depan.
Persipura dipastikan terdegradasi setelah Barito Putera menahan imbang Persib Bandung dan PSS Sleman menang atas Persija Jakarta di pekan terakhir Liga 1 musim ini.
Padahal di partai terakhir tersebut, Persipura berhasil menang besar atas Persita Tangerang dengan skor 3-0.
Baca Juga: Bukan April Mop, Carlos Fortes Resmi Berseragam PSIS
Sayangnya, kemenangan meyakinkan itu tak cukup membawa tim berjuluk Mutiara Hitam ini bertahan di kasta teratas musim depan.
Persipura harus terdegradasi dengan kekalahan Head to Head atas Barito Putera yang punya poin sama di klasemen, yakni 36 poin.
Sontak terdegradasinya Persipura meninggalkan luka bagi para penikmat sepak bola Tanah Air. Apalagi, Mutiara Hitam punya catatan gemilang dalam perjalanannya di kasta teratas Indonesia.
Perjalanan Persipura di Kasta Teratas
Persipura merupakan salah satu tim yang paling lama bertahan di kasta teratas, sejak Liga Indonesia dimulai pada tahun 1994 silam.
Baca Juga: Momen Kejayaan Persipura, Pernah Hajar Jawara Piala AFC Al-Kuwait dengan Skor 6-1
Pada 1994 silam, sepak bola Indonesia memasuki babak baru seiring dileburnya Perserikatan dan Galatama yang sebelumnya menjadi kompetisi utama di Tanah Air.
Sejak hadir di kasta teratas pada 1994 silam, Persipura tercatat menjadi tim dengan gelar juara terbanyak Liga Indonesia, yakni sebanyak empat kali.
Empat gelar itu didapat masing-masing di Liga Indonesia 2005, Indonesia Super League (ISL) musim 2008-2009, ISL musim 2010-2011 dan ISL 2013.
Jika dihitung dengan Indonesia Soccer Championship A yang merupakan ajang pengganti pada 2016 silam, maka Persipura telah meraih gelar juara sebanyak lima kali.
Gelar juara yang didapat pada periode tersebut terbilang manis, mengingat Persipura selalu banyak mengandalkan putra daerah.
Banyak pemain lokal dengan kualitas mumpuni lahir dari Persipura. Sebut saja Boaz Solossa, Ricardo Salampessy, Yustinus Pae, Immanuel Wanggai hingga kini ada Ramai Rumakiek.
Nama pertama bahkan menjadi salah satu penyerang terbaik dalam sejarah Liga Indonesia, di mana Boaz Solossa menjadi top skor di kasta teratas sebanyak tiga kali.
Sayangnya, perjalanan Persipura yang terus bersaing di papan atas harus mulai pudar saat Liga Indonesia memasuki era Liga 1 di 2017.
Puncaknya adalah Persipura terdegradasi pada tahun 2022 ini, yang mengakhiri perjalanan Mutiara Hitam di kasta teratas Indonesia.
Terlepas dari kiprahnya di Indonesia, Persipura juga punya catatan apik di pentas internasional hingga mengharumkan nama Tanah Air.
Salah satunya adalah saat menembus semifinal Piala AFC pada 2014 sebelum akhirnya takluk di tangan wakil Kuwait, Al-Qadsia. [Zulfikar Pamungkas]