Suara.com - Mengenal Carlos Raul Sciucatti, pemain asal Argentina yang menjadi Mualaf dan mendalami agama Islam di pesantren di Kalimantan.
Dalam perjalanannya, sepak bola Indonesia banyak dihuni para pemain asing. Para pemain asing ini bahkan banyak yang berkarier lama di Tanah Air.
Saking lamanya, beberapa pemain asing memilih menetap atau menjadi warga negara Indonesia. Selain itu, ada beberapa yang mendalami budaya dan kebiasaan para penduduk lokal.
Salah satunya adalah soal agama atau keyakinan. Karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, maka para pemain asing ini pun kemudian berpindah keyakinan.
Baca Juga: 5 Pesepak Bola Berdarah Maluku yang Pernah Jadi Bintang Dunia
Sebagai contoh adalah Carlos Raul Sciucatti, pemain asal Argentina yang malang melintang di sepak bola Indonesia.
Pemain yang pernah membela Persija Jepara di era Divisi Utama ini memutuskan menjadi Mualaf usai menikah dengan wanita lokal, yakni Esti Puji Lestari.
Tak tanggung-tanggung, pasca menjadi Mualaf, Carlos mendalami agama Islam dengan menimba ilmu di Kalimantan.
Diketahui, Carlos menimba ilmu di Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning yang bertempat di Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Keputusannya mendalami agama Islam di Kalimantan adalah agar dirinya lebih khusyuk dalam memahami keyakinan barunya itu.
Baca Juga: 5 Hits Bola: Persib Gagal Tundukkan Persik, Bali United Juara Liga 1 Musim Ini
Lantas, siapakah sosok Carlos Raul Sciucatti tersebut? Bagaimana kiprahnya di lapangan hijau?
Rekam Jejak Carlos Raul Sciucatti
Carlos Raul Sciucatti merupakan pesepak bola kelahiran Buenos Aires, Argentina pada 7 Januari 1986 silam.
Layaknya para pemain muda asal Amerika Latin lainnya, pria yang akrab disapa Charly ini pun menggeluti sepak bola sejak usia dini.
Dirinya diketahui menimba ilmu di klub lokal dan sempat membela Independiente pada 2006 hingga 2007 dengan tampil sebanyak dua kali dan torehan satu gol.
Pasca membela Independiente, Charly dilepas ke Kolombia, di mana ia bergabung dengan klub Academia pada Juli 2007. Namun kebersamaan ini tak berlangsung lama.
Pada Desember 2007, Charly kemudian dilepas oleh Academia yang membuatnya lantas mengambil keputusan menyeberang ke Indonesia dengan bergabung Persijap Jepara di awal tahun 2008.
Kepindahannya ke Persijap pun tergolong berani, mengingat usianya masih terbilang muda. Hanya saja, bersama tim berjuluk Laskar Kalinyamat itu kebersamaannya tak berlangsung lama.
Pada 2009, Charly menyeberang ke Persela Lamongan. Bersama Laskar Joko Tingkir, ia berhasil mencetak lima gol dalam 14 pertandingan.
Torehan itu membuatnya menyeberang ke Persidafon Dafonsoro dengan menorehkan tiga gol dalam 17 laga.
Perjalanan Charly di Indonesia berlanjut kala ia bergabung Pro Duta pada, kemudian PSLS Lhokseumawe dan kembali ke Persijap pada 2014.
Di periode keduanya bersama Persijap, Charly dekat dan menjalin asmara dengan CEO klub itu sendiri yakni Esti Puji Lestari.
Dari jalinan asmara itu, keduanya memutuskan menikah. Namun, sebelum mengikat janji suci, Charly memperdalam agama Islam dan menjadi Mualaf.
Kepindahannya ke Mitra Kukar pada 2015 membuatnya lebih mudah memperdalam agama Islam, di mana ia menimba ilmu di Ponpes Assalam Arya Kemuning.
Usai mendalami agama Islam, Charly pun mengucap dua kalimat Syahadat dan resmi memeluk agama Islam.
Berpindahnya keyakinan yang ia miliki juga membuat Charly mendapat identitas baru. Kini ia dikenal dengan nama Muhammad Carlos Raul.
Mitra Kukar pun menjadi tim terakhir yang Charly bela di kariernya sebagai pemain profesional.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas