Roberto Mancini dan Roller Coaster Bernama Timnas Italia

Arief Apriadi Suara.Com
Jum'at, 25 Maret 2022 | 09:06 WIB
Roberto Mancini dan Roller Coaster Bernama Timnas Italia
Pelatih timnas Italia Roberto Mancini usai skuatnya menjuarai Euro 2020 setelah mengalahkan Inggris di laga final di Wembley Stadium, London, 11 Juli 2021. FACUNDO ARRIZABALAGA / POOL / AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kiprah Roberto Mancini dengan timnas Italia layaknya sebuah roller coaster. Dia sempat mengangkat tinggi drajat Gli Azzurri, sebelum membawa mereka mengantam kerasnya dasar kekecewaan.

Roberto Mancini sempat menjadi pahlawan dengan mendongkrak kembali performa timnas Italia yang pada 2018 gagal lolos ke putaran final Piala Dunia.

Eks juru taktik Manchester City itu secara luar biasa membangun kembali timnas Italia dari puing-puing kekecewaan pasca gagal tampil di ajang empat tahunan itu.

Ditunjuk sebagai pelatih kepala pada 14 Mei 2018, Roberto Mancini hanya butuh kurang lebih dua tahun untuk menyulap Italia kembali menjadi tim perkasa di Eropa.

Baca Juga: Kalah dari Makedonia Utara, Italia Gagal Lolos ke PIala Dunia 2022

Gli Azzurri dibawa Roberto Mancini menjadi raksasa tangguh yang sulit di kalahkan dengan puncaknya adalah merengkuh trofi Euro 2020 pada Juli 2021 lalu.

Namun, pasca kejayaan itu, performa timnas Italia meredup. Mereka kesulitan tampil konsisten di kualifikasi Piala Dunia 2022 hingga puncaknya terperosok ke jalur playoff.

Timnas Italia gagal lolos otomatis ke Qatar setelah cuma finis kedua di bawah Swiss di Grup C.

Kegagalan itu tak mengenyahkan optimisme Italia bahwa mereka masih dan sangat panatas untuk lolos ke Piala Dunia 2022 kendati harus memalui jalur playoff.

Gli Azzuri masuk lajur C dalam babak playoff bersama Makedonia Utara, Turki, dan timnas Portugal. Banyak pihak yang menyebut lawan terberat pasukan Mancini adalah Portugal yang diisi banyak bintang termasuk Cristiano Ronaldo.

Baca Juga: Libas Turki, Portugal Melaju ke Putaran Final

Mereka seakan-akan melupakan bahwa Italia harus lebih dulu melewati Makedonia Utara di babak semifinal playoff sebelum menunggu lawan antara Portugal atau Turki di babak final.

Dan benar saja, alih-alih melaju ke final untuk memperebutkan satu tiket lolos, Italia tersungkur di tangan Makedonia Utara.

Marco Verratti dan kawan-kawan kesulitan mencetak gol kendati tampil dominan dalam laga yang berlangsung di Stadio Renzo Barbera, Palermo itu.

Performa kurang klinis di lini depan kemudian jadi bumerang bagi Italia. Mereka kecolongan dan kebobolan di menit-menit akhir, hingga dipastikan kalah 0-1 dari Makedonia Utara.

Roberto Mancini menganggap hasil ini sebagai pukulan telak baginya dan Italia. Dia serasa terhantam tanah pasca terbang tinggi di Euro 2020.

“Sama seperti Euro adalah pengalaman paling indah dalam hidup saya, ini adalah kekecewaan terbesar. Kami tidak bisa berkata apa-apa, itulah sepak bola, terkadang hal-hal luar biasa terjadi dan itu terjadi," ujar Mancini dikutip dari Football Italia, Jumat (25/3/2022).

“Kami seharusnya tidak berada di sini sejak awal, tetapi kami melakukan semua yang kami bisa untuk menang dan bahkan sulit untuk membicarakannya."

"Ini adalah sekelompok pemain bagus dan saya minta maaf untuk mereka," tambahnya.

Hasil ini membuat timnas Italia mencatatkan rekor buruk di mana untuk kali pertama dalam sejarah mereka gagal lolos ke Piala Dunia 2022 dalam dua edisi beruntun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI