Bahkan, Steele juga merasakan betapa mengerikannya wajah Roy Keane yang dikenal garang saat berduel di atas lapangan tersebut.
Bagi Steele, menyaksikan Roy Keane dalam kondisi penuh amarah seperti menjadi mimpi buruk yang tak pernah hilang dari ingatannya.
“Aku mendengarkannya dan cuma ada kami bertiga. Ia sama sekali tak mengumpat, tapi ia sudah mengantisipasi dengan tatapan matanya dan aksen bernada tinggi. Itu menghantuiku sampai sekarang,” kata Steele.
“Lalu, si perempuan malang itu sampai meneteskan air mata. Dia menangis. Namun, Keane tetap tidak percaya kenapa bisa kehabisan mentega. Begitulah dirinya. Ia hanya menginginkan yang terbaik untuk klub,” lanjutnya.
[Muh Adif Setiawan]