PSSI Digugat Perusahaan Asing, Yunus Nusi: Kami Tidak Tahu Persis Masalah Ini

Kamis, 17 Maret 2022 | 20:30 WIB
PSSI Digugat Perusahaan Asing, Yunus Nusi: Kami Tidak Tahu Persis Masalah Ini
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi memberikan keterangan soal perkembangan tim nasional Indonesia di Kantor PSSI, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Salah satu hal yang disampaikannya terkait rencana pertandingan persahabatan internasional FIFA timnas Indonesia versus Bangladesh pada 24 dan 27 Januari 2022. ANTARA/Michael Siahaan.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekjen PSSI Yunus Nusi mengatakan pengurus federasi saat ini tidak mengetahui persis utang senilai 43 juta euro atau sekitar Rp680 miliar yang ditagih perusahaan asal Belgia, Target Eleven. Kini, PSSI melalui Komite Hukum sedang mempelajari kasus tersebut.

Sebelumnya, dilaporkan media Belgia, RTBF, Target Eleven akan menggugat PSSI ke Arbitrase Olahraga Internasional (CAS) karena tunggakan yang tak kunjung dibayarkan.

Target Eleven disebut pernah menjalin kerja sama dengan PSSI untuk mengembangkan kompetisi sepak bola Indonesia pada 2013. Bahkan, diklaim pemerintah Indonesia terlibat dalam kesepakatan tersebut.

Sekjen PSSI, Yunus Nusi didampingi wakilnya, Maaike Ira Puspita saat penandatanganan kerja sama dengan federasi sepakbola UEA (diok. PSSI).
Sekjen PSSI, Yunus Nusi didampingi wakilnya, Maaike Ira Puspita saat penandatanganan kerja sama dengan federasi sepakbola UEA (diok. PSSI).

"Nanti lengkapnya komite hukum yang jawab. PSSI tidak terlalu tahu persis masalah ini," kata Yunus Nusi saat dikonfirmasi oleh awak media, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga: Terlilit Utang Ratusan Miliar Rupiah, PSSI Digugat Perusahaan Belgia

"Bermasalahnya waktu itu dengan LPI (Liga Primer Indonesia). Yang dipermasalahkan itu di tahun 2013 saat zaman Pak Djohar," terangnya.

Kerja sama PSSI dan Target Eleven memang tak berjalan mulus. Pasalnya, sepak bola Indonesia mengalami kisruh dari mulai dualisme federasi, kompetisi, hingga banned FIFA selepas kesepakatan tersebut

Direktur Target Eleven, Patrick Mbaya menyebut sempat ada komunikasi dengan PSSI untuk penyelesaian masalah ini. Namun, sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya.

Oleh sebab itu, perusahaan yang bergerak di bidang marketing olahraga pada akhirnya memutuskan melaporkan PSSI ke CAS pada 2021.

"Jumlah yang harus dibayar memang signifikan dan itu karena pekerjaan yang sudah dilakukan (Target Eleven) selama beberapa tahun dan kompensasi atas hilangnya pendapatan berdasarkan kontrak utama yang seharusnya kami tandatangani untuk liga, seperti hak siar televisi sebesar 1,5 miliar atau 150 juta USD/tahun," ujar Patrick Mbaya dilansir dari RTBF.

Baca Juga: Biaya Alat Mahal, PSSI Belum Berencana Gunakan VAR untuk Kompetisi Musim Depan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI