Suara.com - Ledakan jadi tanda dari lahir atau matinya sebuah bintang di alam semesta. Dan hal yang sama dengan konteks berbeda juga tengah terjadi di ajang BRI Liga 1 2021/2022.
Jika ledakan bintang diamati ilmuan dari jarak ribuan tahun cahaya, para penikmat sepak bola Tanah Air cukup beruntung karena bisa menyaksikan hal serupa dari jarak yang cukup dekat.
"Ledakan bintang" tercipta pada pekan kedua BRI Liga 1 2021/2022 saat Persebaya Surabaya menaklukan Tira Persikabo 3-1 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, 11 September tahun lalu.
Dalam laga itu, pelatih Persebaya, Aji Santoso memberikan debut kepada bocah yang kala itu baru berusia 17 tahun 2 hari bernama Marselino Ferdinan.
Baca Juga: Persik Kediri Bungkam Arema FC dengan Skor 1-0
Mantan gelandang timnas U-16 itu menjalani debutnya dari bangku cadangan untuk menggantikan pemain Brasil Bruno Moreira pada menit ke-65.
Bermain selama 25 menit, penampilan Marselino menarik perhatian. Meski tak menciptakan gol atau assist, Aji Santoso melayangkan pujian tinggi kepada adik kandung dari Oktafianus Fernando itu.
“Marselino tadi tampil cukup bagus, baru pertama kali main pasti ada sedikit terburu-buru,” kata Aji Santoso dalam konferensi pers pasca laga kala itu.
“Tapi ada beberapa momen yang menurut saya menilai dia memiliki masa depan yang cukup bagus di sepak bola Indonesia,” tambahnya memuji.
Keputusan Aji memberikan debut kepada Marselino secara tak langsung jadi pemicu "ledakan bintang". Kemunculan Marselino mewarnai sepak bola Indonesia yang tengah berjuang bangkit di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: Persija Kembali Didampingi Sudirman Jelang Derby Kontra Persib
Gelandang serang kelahiran Jakarta, 9 September 2004 itu kini menjelma sebagai salah satu talenta muda paling prospek di Tanah Air.
Lahirnya Bintang
Melansir Scientific American, sebuah bintang lahir ketika atom unsur ringan mendapat tekanan yang cukup untuk intinya memulai reaksi fusi.
Proses itu bisa terjadi jika terdapat keseimbangan gaya: gaya gravitasi menekan atom dalam gas antarbintang sampai reaksi fusi dimulai. Selama gaya gravitasi ke dalam dan gaya luar yang dihasilkan oleh reaksi fusi sama, bintang tetap stabil.
Marselino Ferdinan layaknya sebuah atom. Dia mendapatkan tekanan dari pelatih Aji Santoso yang memberikannya kesempatan debut.
Saat itulah "reaksi fusi" dimulai. Tekanan dan ekspektasi dari luar dijawab Marselino Ferdinan dengan penampilan kelas wahid bagi pemain seusianya. Bintang muda pun lahir.
Pasca menjalani debut bersama tim senior Persebaya di BRI Liga 1, Marselino tampil layaknya pemain yang sudah bertahun-tahun mengenyam atmosfer sepak bola Indonesia.
Dia begitu tenang, terampil, dan cukup cerdas dalam mengorkestrasi lini tengah Persebaya Surabaya. Hingga pekan ke-27, Marselino bahkan telah terlibat dalam 22 persen dari 46 gol yang diciptakan Bajul Ijo musim ini.
Menyitat data Transfermarkt, Marselino Ferdinan telah bermain sebanyak 19 kali untuk Persebaya musim ini dengan catatan empat gol dan enam assist.
Torehan assist gelandang timnas Indonesia itu bahkan membuatnya masuk ke dalam tiga besar pemain dengan umpan menjadi gol terbanyak di BRI Liga 1.
Dia cuma kalah dari rekan satu timnya, Taisei Murakawa (9 assist) dan winger eksplosif Persija Jakarta, Riko Simanjuntak yang untuk sementara mengoleksi tujuh assist.
Bergelimang Rekor
Penampilan apik bersama Persebaya Surabaya membuat Marselino Ferdinan mendapat banyak pujian. Di samping itu, berbagai rekor pun diciptakannya baik di level klub maupun tim nasional.
Marselino menjadi pesepak bola Indonesia kedua setelah Egy Maulana Vikri yang masuk dalam daftar 60 wonderkid terbaik di dunia 2021 versi media kenamaan Inggris, The Guardian.
Penghargaan itu membuatnya sejajar dengan para talenta muda terbaik dunia seperti Youssoufa Moukoko (Borussia Dortmund), Luka Romero (Lazio), hingga Gavi (Barcelona).
Di luar penghargaan, nama Marselino kian mencuri perhatian setelah menyabet rekor sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah BRI Liga 1. Saat itu, dia mencetak gol spektakuler dari jarak jauh untuk membobol gawang Arema FC pada 6 November 2021 lalu.
Gol debut di usia 17 tahun dan 1 bulan itu membuat Marselino memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah BRI Liga 1.
Seiring performanya yang kian meningkat dan penting untuk Persebaya, Marselino diganjar pemanggilan timnas Indonesia. Kemampuannya sukses memikat pelatih Shin Tae-yong.
Dia dipanggil juru taktik asal Korea Selatan itu saat timnas Indonesia menghadapi dua laga uji coba kontra Timor Leste dalam jeda internasional FIFA pada akhir Januari lalu.
Shin Tae-yong pun memberi kesempatan debut pada Marselino dalam laga uji coba yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (27/1/2022).
Pada laga yang dimenangkan Indonesia 4-1 itu, Marselino tampil sejak menit ke-66 untuk menggantikan Evan Dimas Darmono. Dia memang tidak mencetak gol dalam laga itu, tetapi mampu melesakan dua tembakan dan terlibat aktif dalam membangun serangan.
Pertandingan kontra Timor Leste pun membuat Marselino mengukir tinta emas. Bersama Ronaldo Kwateh --yang juga menjalani debut di laga tersebut-- Marsel menyabet predikat sebagai pemain termuda yang pernah membela timnas senior Indonesia.
Marselino menjalani debut di timnas senior saat berusia 17 tahun, 4 bulan, 18 hari, atau cuma lebih tua dari Ronaldo Kwateh (17 tahun, 3 bulan, 8 hari).
Mereka melampaui rekor yang sebelumnya dipegang pemain Ansan Greeners, Asnawi Mangkualam. Saat menjalani debut di timnas senior pada 21 Maret 2017, eks pemain PSM Makassar itu berusia 17 tahun, 5 bulan, dan 17 hari.
Diantara Tantangan dan Harapan
Penampilan impresif Marselino Ferdinan di BRI Liga 1 musim ini adalah sebuah awal dari perjalanan panjang pemain kelahiran Jakarta itu dalam tekad menjadi pesepak bola top di Indonesia.
Meski demikian, Marselino harus hati-hati dan tetap fokus mengingat sudah banyak contoh pemain muda Indonesia yang layu sebelum berkembang.
Kasus pemain jebolan timnas U-19 yang menjuarai Piala AFF U-19 2013 bisa dijadikan contoh. Sembilan tahun berselang pasca kejayaan itu, mayoritas pemain asuhan Indra Sjafri itu tenggelam.
Bahkan, pada Piala AFF 2020 lalu, hanya Evan Dimas Darmono pemain jebolan timnas U-19 2013 yang masih bertahan sebagai tulang punggung Skuad Garuda.
Meski demikian, banyak juga kasus yang membuat Marselino dan publik sepak bola Indonesia patut optimis. Para penggawa muda timnas Indonesia banyak yang terbilang berada di jalur yang benar dengan meniti karier di luar negeri.
Mereka antara lain Asnawi Mangkualam (Ansan Greeners), duo FK Senica Egy Maulana Virki dan Witan Sulaeman, hingga yang teranyar Pratama Arhan yang bergabung dengan klub kasta kedua Liga Jepang (J2 League) Tokyo Verdy.
Evan Dimas selaku pemain yang bisa dikatakan selamat dalam menghadapi transisi level junior ke senior, bahkan berharap Marselino bisa mengikuti jejak Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan untuk berkarier di luar negeri.
"Memang masuk di timnas Indonesia dengan usia muda itu tidak mudah, kami juga perlu adaptasi. Tapi saya lihat Marselino dan Ronaldo ini pemain yang sangat potensial," kata Evan beberapa waktu lalu.
"Saya bilang memang untuk mencapainya (masuk timnas-Red) gampang, tapi untuk mempertahankannya tidak mudah."
"Yang penting kamu harus jaga mental, dan jangan seperti saya ketika muda. Penyesalan itu datang belakangan, kalau ada kesempatan untuk main di luar negeri, main di luar negeri," sambung Evan.
Marselino sendiri menyambut tantangan sekaligus harapan itu dengan antusias. Dia ingin dan siap jika mendapat kesempatan berkarier di luar Indonesia.
"Pastinya ada lah [keinginan tampil di luar negeri], semua pemain muda yang ada di sini yang seumuran saya, Akbar (Akbar Supriyanto), Supri (Supriyadi) punya keinginan yang sama untuk bermain di luar," kata Marselino Ferdinan dikutip dari potongan wawancara kanal Youtube Ram Surahman.