Suara.com - Invasi Rusia terhadap Ukraina ternyata berdampak buruk bagi Manchester United. Mitra komersial Manchester United yang sudah bekerja sama sejak 2013, Aeroflot terkena imbas dari operasi militer Rusia ke Ukraina saat ini.
Aerofolt merupakan maskapai penerbangan yang secara teratur memberi servis kepada Manchester United dan staf mereka dalam perjalanan Eropa.
Namun saat melakoni laga tandang ke markas Atletico Madrid pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions, Kamis (24/2/2022), United harus mencari maskapai lain.
Perjalanan Cristiano Ronaldo cs ke Spanyol yang seharusnya menggunakan Aeroflot, justru terbang menggunakan maskapai Inggris Titan Airways.
Baca Juga: PSSI Akui Proses Naturalisasi Jordi Amat Terhambat karena Pernah Perkuat Timnas Spanyol
Dilansir dari The Athletic, Aeroflot dilarang melakukan aktivitas penerbangan dari dan ke area Inggris Raya, buntut sanksi ekonomi baru yang diberlakukan PM Inggris, Boris Johnson terhadap Rusia menyusul konflik yang tengah berlangsung di Ukraina.
Hal itu tentunya menjadi masalah serius bagi klub yang bermarkas di Stadion Old Trafford itu.
Padahal kerja sama Man United dengan Aeroflot sudah terjalin sejak 2013, berlanjut ke 2017 hingga 2023 dengan nominal 40 juta poundsterling atau sekitar Rp771,1 miliar.
Laporan Mirror terbaru menyebutkan jika Man United sudah mempersiapkan langkah untuk memutus kerja sama dengan maskapai penerbangan asal Rusia itu.
Dampak dari operasi militer Rusia ke Ukraina juga membuat UEFA bertindak, venue final Liga Champions yang sebelumnya direncanakan digelar di St. Petersburg dipindah ke Paris, Prancis.
Baca Juga: Deretan Pesepak Bola Top dari Ukraina, Ada Andriy Shevchenko
Manajer Manchester United Ralf Rangnick tak mau memikirkan hal tersebut. Saat ini pelatih asal Jerman itu hanya fokus untuk mengantar timnya lolos dari babak 16 besar Liga Champions.
"Masih jauh sampai final. Jika kami ingin memiliki kesempatan, kami harus melawan Atletico terlebih dahulu," ucap Rangnick.
"Apa yang akan terjadi kemudian adalah UEFA dan politisi untuk memutuskan." imbuhnya.
[Penulis: Eko Isdiyanto]