5 Pesepak Bola yang Menjadi Penyebab Kematian Orang Lain, Salah Satunya Berakhir di Depan Regu Tembak

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 24 Februari 2022 | 21:09 WIB
5 Pesepak Bola yang Menjadi Penyebab Kematian Orang Lain, Salah Satunya Berakhir di Depan Regu Tembak
Pemain asal Prancis Alexandre Villaplane (baju hitam). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa pesepak bola dunia pernah berurusan dengan hukum dan menghadapi tuntutan pidana setelah terbukti bersalah di hadapan pengadilan.

Bahkan, ada pula yang terbukti melakukan kejahatan kemanusiaan hingga akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan.

Berikut lima pesepak bola yang pernah menghadapi tuntutan pidana hingga mendapatkan hukuman mati di pengadilan.

Bek sayap Chelsea, Marcos Alonso. [GLYN KIRK / AFP]
Bek sayap Chelsea, Marcos Alonso. [GLYN KIRK / AFP]

1. Marcos Alonso

Baca Juga: Hasil Liga 1: Borneo FC dan PSIS Semarang Berbagi Poin di Stadion Kapten I Wayan Dipta

Pemain Chelsea, Marcos Alonso, pernah mengalami kecelakaan pada tahun 2011 di ibu kota Spanyol, Madrid.

Akibat kelalaiannya, Marco Alonso menabrak tembok yang menyebabkan seorang perempuan berusia 22 tahun meninggal dunia.

Ternyata, Alonso mengemudikan mobilnya dengan kecepatan 120 km/jam lebih dan dalam keadaan mabuk usai mengonsumsi alkohol.

Awalnya, dia dituntut empat tahun penjara. Lalu, hukuman itu dikurangi menjadi 21 bulan dan akhirnya dibatalkan setelah ia membayar uang damai kepada keluarga korban.

Pelatih tim akademi Barcelona, Patrick Kluivert. [Glyn KIRK / AFP]
Pelatih tim akademi Barcelona, Patrick Kluivert. [Glyn KIRK / AFP]

2. Patrick Kluivert

Baca Juga: Hasil Persita vs Madura United: Sin-Young Selamatkan Pendekar Cisadane dari Kekalahan

Karier Patrick Kluivert di Belanda harus terhenti akibat hukuman pidana yang didapatkan karena kecelakaan.

Kluivert yang saat itu berusia 19 tahun mengemudikan BMW M3 milik temannya dan menabrak mobil sutradara teater terkenal di Belanda, Martin Putnam.

Lelaki berusia 56 tahun itu pun meninggal dunia. Saat itu, Kluivert dikabarkan mengemudikan mobil dengan kecepatan 100 km/jam di jalan perumahan. Mobilnya saat itu juga tidak diasuransikan.

Kluivert pun akhirnya meninggalkan Belanda dan memilih berkarier di luar negeri. Dia justru memiliki karier sukses bersama AC Milan, Barcelona, hingga Newcastle United.

3. Diego Buonanotte

Diego Buonanotte pernah meraih medali emas bersama Lionel Messi dan timnas Argentina di Olimpiade 2008.

Namun, pada tahun 2009, dia mengalami kecelakaan mobil yang fatal dan mengakibatkan kematian tiga rekannya. Ia menjadi satu-satunya penumpang mobil itu yang selamat.

Setelah sempat menjalani perawatan selama bertahun-tahun, Diego mendapatkan panggilan dari kejaksaan.

Dia dituduh melakukan pembunuhan terhadap tiga rekannya itu, meski akhirnya tuduhan itu tak pernah ditindaklanjuti.

4. Bruno Fernandes de Souza

Mantan penjaga gawang asal Brasil, Bruno Fernandes de Souza, pernah dijatuhi hukuman 22 tahun penjara setelah terbukti memerintahkan pembunuhan pacarnya bernama Eliza Samudio pada tahun 2010.

Pemain yang pernah merumput bersama Flamengo itu dinyatakan bersalah oleh lima juri wanita dan dua juri laki-laki di pengadilan.

Dia dijatuhi hukuman penjara karena menyembunyikan tubuh korban, lalu memotong-motongnya menjadi bagian kecil, dan memberikannya kepada anjing.

Pemain asal Prancis Alexandre Villaplane. [AFP]
Pemain asal Prancis Alexandre Villaplane. [AFP]

5. Alexandre Villaplane

Mantan kapten timnas Prancis pada Piala Dunia 1930, Alexandre VIllaplane, juga mengalami nasib nahas setelah kariernya berakhir karena korupsi dan skandal pengaturan skor.

Pada 1944, dia menjadi kepala Brigade Afrika Utara, sebuah organisasi kriminal yang berafiliasi dengan Nazi dalam gerakan anti-perlawanan.

Dia akhirnya mendapat hukuman mati akibat kekejamannya yang sangat ekstrem. Villaplane pernah memerintahkan dieksekusi mati terhadap 54 orang.

Setelah ditangkap, mantan kapten timnas Prancis itu mendapatkan hukuman mati dan dieksekusi pada 26 Desember 1994 oleh regu tembak.

[Penulis: Muh Adif Setiawan]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI