Suara.com - Kabar bergabungnya Shayne Pattynama membuat deretan pemain naturalisasi Timnas Indonesia mayoritas merupakan pemain bertahan. Tak ayal, hal ini membuat lini pertahanan skuat Garuda akan menghadirkan persaingan antara pemain lokal dan naturalisasi.
Perkembangan mengenai pemain naturalisasi atau pemain keturunan yang ingin membela Timnas Indonesia kembali hangat seiring adanya kabar bahwa Shayne Pattynama telah mengirim surat ke PSSI.
Pemain berusia 23 tahun itu mengirimkan surat yang berisi pernyataan bahwa dirinya siap untuk membela panji Merah Putih di pentas internasional.
![Bek sayap Timnas Indonesia, Pratama Arhan. [dok. PSSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/02/17/92033-pratama-arhan.jpg)
Kabar ini sendiri pun seakan menjadi kabar pelipur lara bagi pendukung Timnas Indonesia yang sebelumnya mendapat penolakan dari Mees Hilgers, Kevin Diks dan Tijjani Reijnders.
Meski begitu, kabar bahagia ini juga menjadi sebuah masalah yang positif bagi Timnas Indonesia. Bagaimana tidak, hadirnya Shayne Pattynama akan membuat lini pertahanan skuat Garuda menumpuk.
Sebagai catatan, pemain yang kini membela klub Norwegia, Viking FK, itu berposisi natural sebagai pemain bertahan yang biasa beroperasi di pos bek kiri.
Uniknya, Shayne Pattynama bukanlah satu-satunya pemain keturunan yang juga berposisi natural sebagai bek. Masih ada nama Elkan Baggott, Sandy Walsh, dan juga Jordi Amat.
Kehadiran keempat pemain keturunan ini ke Timnas Indonesia pun tak ayal akan menghadirkan persaingan ketat di lini pertahanan tim Merah Putih.
Persaingan ini akan melibatkan para pemain keturunan melawan para pemain lokal, yang juga menjadi andalan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.
Baca Juga: 5 Hits Bola: Berkat Pratama Arhan, Tokyo Verdy Buka Peluang Rekrut Pemain Indonesia Lainnya
Duel Pemain Keturunan vs Pemain Lokal