Suara.com - Kabar bergabungnya Shayne Pattynama membuat deretan pemain naturalisasi Timnas Indonesia mayoritas merupakan pemain bertahan. Tak ayal, hal ini membuat lini pertahanan skuat Garuda akan menghadirkan persaingan antara pemain lokal dan naturalisasi.
Perkembangan mengenai pemain naturalisasi atau pemain keturunan yang ingin membela Timnas Indonesia kembali hangat seiring adanya kabar bahwa Shayne Pattynama telah mengirim surat ke PSSI.
Pemain berusia 23 tahun itu mengirimkan surat yang berisi pernyataan bahwa dirinya siap untuk membela panji Merah Putih di pentas internasional.
Kabar ini sendiri pun seakan menjadi kabar pelipur lara bagi pendukung Timnas Indonesia yang sebelumnya mendapat penolakan dari Mees Hilgers, Kevin Diks dan Tijjani Reijnders.
Baca Juga: 5 Hits Bola: Berkat Pratama Arhan, Tokyo Verdy Buka Peluang Rekrut Pemain Indonesia Lainnya
Meski begitu, kabar bahagia ini juga menjadi sebuah masalah yang positif bagi Timnas Indonesia. Bagaimana tidak, hadirnya Shayne Pattynama akan membuat lini pertahanan skuat Garuda menumpuk.
Sebagai catatan, pemain yang kini membela klub Norwegia, Viking FK, itu berposisi natural sebagai pemain bertahan yang biasa beroperasi di pos bek kiri.
Uniknya, Shayne Pattynama bukanlah satu-satunya pemain keturunan yang juga berposisi natural sebagai bek. Masih ada nama Elkan Baggott, Sandy Walsh, dan juga Jordi Amat.
Kehadiran keempat pemain keturunan ini ke Timnas Indonesia pun tak ayal akan menghadirkan persaingan ketat di lini pertahanan tim Merah Putih.
Persaingan ini akan melibatkan para pemain keturunan melawan para pemain lokal, yang juga menjadi andalan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-19 TC di Korea Selatan, Dijadwalkan Hadapi Korsel U-20
Duel Pemain Keturunan vs Pemain Lokal
Jika melihat posisi para pemain keturunan yang telah dan akan membela Timnas Indonesia, maka Shayne Pattynama, Jordi Amat, Elkan Baggott dan Sandy Walsh telah melengkapi kuartet bek skuat Garuda.
Shayne Pattynama akan ditaruh di pos bek kiri, Jordi Amat dan Elkan Baggott akan berpasangan sebagai bek tengah, dan Sandy Walsh akan ditempatkan sebagai bek kanan yang merupakan posisi naturalnya.
Padahal, di pos-pos itu, Timnas Indonesia juga mempunyai pemain lokal yang tak kalah mumpuni dan bahkan menjadi andalan Shin Tae-yong.
Sebagai contoh, di pos bek kiri ada Pratama Arhan. Di bek tengah ada nama Alfeandra Dewangga, Rizky Ridho, dan Fachrudin Aryanto. Lalu di pos bek kana nada Asnawi Mangkualam yang terkadang menjadi kapten Timnas Indonesia.
Dengan fakta tersebut, lini belakang Timnas Indonesia akan menghadirkan duel antara pemain keturunan melawan pemain lokal.
Hebatnya, para pemain keturunan dan pemain lokal ini punya catatan mentereng di level klub. Hal ini secara tak langsung akan membuat Shin Tae-yong pusing tujuh keliling.
Keempat pemain keturunan itu merupakan starter di klubnya masing-masing. Bahkan Jordi Amat dan Elkan Baggott berstatus kapten untuk KAS Eupen dan Ipswich Town U-23.
Shayne Pattynama merupakan pilihan reguler Viking FK saat berlaga di Norwegia. Belum lagi Sandy Walsh yang juga menjadi andalan KV Mechelen di Belgia.
Hal serupa juga didapatkan pemain lokal. Pratama Arhan yang kini telah hijrah ke Jepang, lalu ada Rizky Ridho, Alfeandra Dewangga dan Fachrudin Aryanto yang jadi starter untuk tim-timnya.
Belum lagi Asnawi Mangkualam yang disebut anak kesayangan Shin Tae-yong dan juga berkiprah di luar negeri, tepatnya di Korea Selatan bersama Ansan Greeners.
Wajar jika nantinya Shin Tae-yong pusing dalam memilih para pemain bertahan yang akan menjadi starter. Karena baik pemain keturunan dan pemain lokal, punya jam terbang mumpuni di levelnya masing-masing.
Meski demikian, pusingnya Shin Tae-yong memilih antara pemain keturunan dan pemain lokal sebagai starter akan memberi berkah bagi Timnas Indonesia.
Dengan menumpuknya pemain berkualitas di lini belakang, bukan tidak mungkin persaingan ini akan melahirkan kompetisi yang sehat dan menambah kuat kedalaman skuat Timnas Indonesia.
(Felix Indra Jaya)