Suara.com - Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Mauricio Pochettino menganggap pertemuan timnya dengan Real Madrid di 16 besar Liga Champions seperti final kepagian.
PSG akan menjamu Real Madrid dalam laga leg pertama 16 besar Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Paris. Pertandingan ini dijadwalkan kick-off pada Rabu (16/2/2022) dini hari WIB.
Menurut Mauricio Pochettino, tak ada tim yang diunggulkan jelang laga ini. Baik Real Madrid maupun PSG memiliki peluang sama untuk melaju ke babak berikutnya.
"Real Madrid dihormati sebagai salah satu klub terbesar di dunia. Mereka memiliki 13 Liga Champions. Itu jadi bukti," kata Mauricio Pochettino dikutip dari Le Parisien, Selasa (15/2/2022).
Baca Juga: PSG vs Madrid: Benzema dan Mendy Masuk Skuad, Pasukan Ancelotti Lengkap
"Tidak ada favorit [dalam laga ini--Red]. Ini adalah pertemuan yang bisa menjadi final Liga Champions."
"PSG telah mengharapkan gelar ini selama 50 tahun. Kami adalah calonnya. Setelah semua yang klub lakukan musim panas lalu, kami terus seperti itu. Kami tidak akan maju sebagai korban melawan Real Madrid."
Mauricio Pochettino punya memori indah saat menghadapi Real Madrid di Liga Champions. Pada penyisihan grup 2017/18 silam, dia berhasil membungkam Los Blancos bersama Tottenham Hotspur.
Meski demikian, Pochettino enggan menjadikan hasil itu sebagai tolok ukur jelang laga ini. Selain sudah terjadi cukup lama, komposisi pelatih dan pemain juga berbeda.
"Saat itu kami [Tottenham] finis pertama di grup. Saat itu pelatihnya berbeda, timnya juga. Tottenham juga tim yang berbeda dari PSG. Kita berbicara tentang pertandingan yang dimulai lima tahun lalu. Ada perbedaan," kata Pochettino.
Baca Juga: Barcelona Terpeleset Lagi, Gelar La Liga Kian Jauh dari Jangkauan
"Saya tidak melihat ada kesamaan [dengan lima tahun lalu--Red]. Ya, Real masih memiliki beberapa pemain yang sama hingga saat ini, tetapi di atas semua itu kita berbicara tentang klub yang memiliki kekuatan dan memberikannya kepada para pemainnya."
"Real Madrid ini, kami memang mengalahkannya saat itu. tapi pada akhirnya mereka menjadi juara bahkan tanpa bermain sangat baik. Itu terjadi karena persatuan dalam klub," tambahnya.