Suara.com - Timnas Indonesia saat ini memiliki banyak pemain berbakat hampir di semua lini. Salah satunya ada di pos bek kanan yang memunculkan dua talenta muda, yakni Asnawi Mangkualam dan Bagas Kaffa.
Tak terhitung berapa banyak pemain bertalenta yang dimiliki Timnas Indonesia. Selain para pemain asli, Indonesia juga diberkahi banyak pemain keturunan yang punya kualitas mumpuni.
Tak jarang, banyaknya talenta yang tersebar di seluruh Indonesia ini terkadang membuat beberapa pelatih tim nasional pusing tujuh keliling.
Sebagai contoh di posisi bek kanan Timnas Indonesia yang saat ini memunculkan dua talenta muda berbakat dan kenyang pengalaman pada sosok Asnawi Mangkualam dan Bagas Kaffa.
Asnawi Mangkualam telah menjadi langganan timnas Indonesia dan menjadi andalan dari Shin Tae-yong baik di kelompok umur maupun di tim senior.
Bahkan, pemain yang baru berusia 22 tahun itu juga ditunjuk Shin Tae-yong sebagai kapten Timnas Indonesia.
Selain Asnawi, Timnas Indonesia juga memiliki Bagas Kaffa. Bek yang membela Barito Putera itu telah menjadi pembicaraan sejak tampil bersama timnas U-16.
Meski perlahan namanya meredup, pemain yang baru berusia 20 tahun itu kerap menunjukkan konsistensinya di kancah BRI Liga 1 2021-2022 bersama Barito Putera.
Lantas, bagaimana penampilan Asnawi Mangkualam dan Bagas Kaffa di level klub? Siapakah yang lebih baik, terlepas dari fakta bahwa keduanya merupakan berkah bagi Timnas Indonesia?
Baca Juga: Hasil Liga 1: Gol Tunggal Youssef Ezzejjari Menangkan Persik Kediri atas Persela Lamongan
Kualitas Asnawi dan Bagas Kaffa
Asnawi dikenal sebagai bek kanan tangguh yang tergolong sulit dilewati. Ia dikenal sebagai pemain yang mengandalkan kerja keras ketimbang talenta.
Permainan ngotot Asnawi kerap terlihat, terutama di Piala AFF 2020 lalu. Dalam gelaran itu, pemain yang membela Ansan Greeners ini rajin naik-turun dari areanya ke area lawan.
Meski demikian, citra Asnawi lebih terlihat sebagai bek kanan tradisional yang lebih mementingkan gaya bertahan ketimbang menyerang. Sebagai bukti, catatan assistnya minim.
Terhitung sejak bermain di kancah profesional, Asnawi hanya mampu mencatatkan dua gol dan enam assist dalam 74 penampilan yang ia mainkan seperti yang dilansir dari Transfermarkt.
Selain itu, citra Asnawi sebagai pemain bertahan juga terlihat dari pemilihan posisi yang dimainkannya, di mana ia terkadang di plot sebagai gelandang bertahan.
Berbeda dengan Asnawi, Bagas Kaffa tergolong bek sayap modern, yang lebih rajin membantu serangan ketimbang menjalankan fungsi sebagai pemain bertahan.
Sebagai bukti jika Bagas Kaffa punya catatan ofensif yang lebih baik dari Asnawi dapat dilihat dari sumbangan gol dan assistnya.
Pada saat membela Timnas U-19, Bagas Kaffa tercatat mampu melesakkan dua gol, di mana salah satu golnya ia buat kala melawan Kroasia U-19 pada 2020 lalu.
Lalu di kancah domestik, Bagas Kaffa telah menyumbangkan satu gol dan dua assist bersama Barito Putera. Catatan itu dibuat hanya dalam 28 penampilan saja.
Selain itu, Bagas Kaffa juga bisa dimainkan sebagai Winger Kanan yang membuat citranya sebagai pemain ofensif lebih terlihat.
Dengan fakta kecil seperti itu, baik Asnawi dan Bagas Kaffa saling melengkapi kebutuhan Timnas Indonesia akan sektor bek kanan.
Hanya saja, Shin Tae-yong belum cukup puas dan telah menyetujui naturalisasi Sandy Walsh yang juga berposisi sebagai bek kanan.
Hadirnya Sandy Walsh seharusnya bisa jadi pelecut semangat bagi Asnawi dan Bagas Kaffa untuk mendapat satu slot di Starting Line Up Timnas Indonesia, terutama untuk meningkatkan kualitas permainan.
Toh Sandy Walsh bisa saja dipasangkan sebagai gelandang sayap kanan nantinya jika Asnawi Mangkualam dan Bagas Kaffa bisa membuktikan diri sebagai bek kanan terbaik untuk Timnas Indonesia.
[Penulis: Zulfikar Pamungkas]