Tiga Hal yang Membuat Timnas Indonesia Batal Berlaga di Piala AFF U-23 2022

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 11 Februari 2022 | 21:09 WIB
Tiga Hal yang Membuat Timnas Indonesia Batal Berlaga di Piala AFF U-23 2022
Latihan pertama Timnas Indonesia di Bali jelang hadapi Timor Leste (dok. PSSI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah hal membuat Timnas Indonesia batal berlaga di Piala AFF U-23 2022. Kegagalan Garuda Muda berpartisipasi di ajang tersebut bisa dikatakan buah dari kesalahan federasi dan pengelolaan kompetisi Liga 1.

Beberapa pekan belakangan, klaster COVID-19 dari sepak bola meningkat. Sejumlah pemain dan pelatih serta ofisial tim bergantian terpapar COVID-19.

Itu adalah dampak, dan ada sejumlah hal fatal yang membuat Timnas Indonesia U-23 gagal berangkat. Berikut ulasannya.

Pemain Timnas Indonesia berfoto menjelang menghadapi Timnas Timor Leste Dom Lucas dalam pertandingan sepak bola Leg 1 FIFA Matchday di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar Bali, Kamis (27/1/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/hp.
Pemain Timnas Indonesia berfoto menjelang menghadapi Timnas Timor Leste Dom Lucas dalam pertandingan sepak bola Leg 1 FIFA Matchday di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar Bali, Kamis (27/1/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/hp.

Hasil PCR Liga 1 Tidak Konsisten

Hasil PCR yang diselenggarakan oleh PT LIB selaku operator kompetisi tak konsisten. Sejumlah klub dirugikan karena hasil yang berbeda-beda.

Baru-baru ini, Persela dirugikan dengan hasil tes berbeda. PT LIB mengumumkan 11 pemain dan ofisial Persela positif COVID-19. Padahal, sehari sebelumnya, beberapa di antara pemain Laskar Joko Tingkir tersebut negatif.

Hal senada juga dialami Persebaya saat akan jumpa Persipura. Lima pemain pilar mereka mesti didakwa positif COVID-19 dari hasil tes PCR PT LIB.

Padahal, via tes mandiri yang dilakukan Persebaya, pemain-pemain mereka negatif. Alhasil, Bajul Ijo yang dirugikan kalah 0-2.

Ngotot TC di Bali

Guna mempersingkat waktu, PSSI memilih Bali sebagai lokasi digelarnya pemusatan latihan atau training camp (TC). Sebab, pada seri 4 Liga 1, peserta kompetisi menjalani pertandingan di Bali.

Sialnya, harga yang harus dibayar atas pilihan tersebut cukup besar. Jelang persiapan saja, para pemain sudah banyak yang terpapar COVID-19.

Sistem Bubble Tak Ketat Pemain Bisa Liburan

Gelaran kompetisi Liga 1 di Bali menggunakan sistem bubble yang tidak ketat. Ini berdampak pada longgarnya aturan seperti diperbolehkannya para pemain untuk beraktivitas di luar lapangan.

Sejumlah fakta didapat saat keluarga pemain datang berlibur ke Bali. Mereka juga longgar dalam aturan penerapan protokol kesehatan.

[Penulis: Kusuma Alan]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI