Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali angkat bicara usai Timnas Indonesia U-23 batal ikut Piala AFF U-23 2022 di Kamboja pada 15-28 Februari mendatang. Ia memahami situasi dan kondisi yang terjadi di tim nasional saat ini.
Seperti diketahui PSSI telah mengumumkan Timnas U-23 menarik diri dari kejuaraan tersebut. Penyebabnya, ada pemain dan staf pelatih yang terpapar Covid-19.
Selain itu, ada juga pemain yang sedang cedera. Sehingga Timnas Indonesia U-23 kekurangan pemain untuk mengikuti kejuaraan itu.
“Kita tidak boleh memaksakan diri di tengah situasi seperti ini. Itu adalah kejadian di luar kehendak pelatih, federasi, apalagi pemerintah,” kata Menpora Amali dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/2/2022).
Baca Juga: Dapat Rekomendasi Pemerintah untuk Diproses Naturalisasi, Sandy Walsh Kegirangan
Menpora Amali meminta PSSI untuk fokus dalam melakukan pemulihan dan penyembuhan pemain yang terpapar Covid-19. Berkaca dari gelaran PON Papua, Amali yakin mereka yang dinyatakan positif bakal pulih lebih cepat.
“Saya berharap supaya PSSI bisa fokus untuk penyembuhan para pemain yang terpapar,” tegas Menteri asal Gorontalo itu.
“Seperti ketika PON XX di Papua yang lalu, walaupun banyak atlet yang terpapar tapi recoverynya cepat. Karena para atlet sesunguhnya punya kebugaran fisik yang bagus. Apalagi mereka semuanya sudah divaksin. Semoga kondisi mereka segera pulih,” harapnya.
Dalam laporannya, PSSI menyebut ada tujuh pemain Timnas Indonesia U-23 yang terpapar Covid-19. Mereka adalah Ronaldo Kwuateh, Muhammad Ferarri, Braif Fatari, Taufik Hidayat, Irfan Jauhari, Ahmad Figo Ramadhani, dan Cahya Supriyadi.
Sementara empat pemain lainnya menunggu masa inkubasi karena sekamar dengan mereka yang terpapar COVID-19, yakni Alfeandra Dewangga, Genta Alparedo, Muhammad Kanu Helmiawan, dan Marcelino Ferdinan.
Baca Juga: Mundurnya Timnas Indonesia-23 dari Piala AFF U-23 Sudah Dipikirkan Masak-masak
Disamping itu, sejumlah pemain mengalami cedera saat memperkuat klubnya masing-masing di BRI Liga 1 diantaranya Gunansar Mandowen, Ramai Rumakiek, dan Muhammad Iqbal.