Suara.com - Momen langka tercipta di gelaran BRI Liga 1 2021-2022 kala pemain Madura United, Renan da Silva, mencetak gol lewat penalti Panenka saat Laskar Sape Kerrab melawan Persela Lamongan (05/02/22).
Dalam lanjutan BRI Liga 1 2021-2022, Madura United harus puas hanya mendapatkan hasil imbang di pekan ke-23 melawan Persela Lamongan, Sabtu (05/02/22).
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Gelora Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Madura United hanya mendapatkan satu poin usai bermain imbang 1-1 dengan Persela.
Madura United sendiri memulai laga dengan buruk. Bahkan Laskar Sape Kerrab harus tertinggal terlebih dahulu dari Persela usai Ibrahim Kosepa mencetak gol di menit ke-32.
Baca Juga: Hasil Liga 1: Bungkam Tira Persikabo, Borneo FC Gusur Persija Jakarta di Klasemen
Ibrahim Kosepa mampu mencatatkan namanya di papan skor memanfaatkan bola Rebound di dalam kotak penalti Madura United.
Namun keunggulan ini tak bertahan lama. Tepat 10 menit kemudian, Madura United mampu menyamakan kedudukan lewat titik putih usai Renan da Silva dijatuhkan di kotak terlarang.
Renan da Silva yang kemudian maju sebagai eksekutor pun berhasil menciptakan gol dan menyamakan kedudukan di laga ini.
Di balik gol penyama kedudukan Madura United yang dicetak lewat titik putih, ada aksi berkelas dari Renan da Silva yang menjadi eksekutor.
Pemain berkebangsaan Brasil ini berhasil mencetak gol penaltinya menggunakan Teknik Panenka, atau teknik penalti dengan mencungkil bola.
Baca Juga: Momen Indah Pemain Liverpool di Final Piala Afrika 2021, Sadio Mane Redam Kesedihan Mohamed Salah
Teknik ini sendiri terbilang jarang terjadi di sepak bola Indonesia. Pasalnya, teknik Panenka membutuhkan ketenangan dari eksekutornya.
Meski teknik ini terbilang sulit, Renan da Silva sukses melakukannya dengan sempurna dan mengecoh Dwi Kuswanto yang bergerak ke arah kiri gawang.
Teknik Panenka sendiri kerap disebut sebagai salah satu teknik tersulit di sepak bola. Tak terhitung berapa banyak pemain yang sempat gagal dalam melakukan aksi yang dipelopori oleh Antonin Panenka itu.
Sebagai contoh, pada musim lalu manajer Manchester City Josep Guardiola dibuat kesal setelah Sergio Aguero gagal menjebol gawang Chelsea lewat titik putih karena tendangan Panenka-nya terlalu lemah.
Karena tingkat kesulitan yang cukup tinggi ini, teknik Panenka pun jarang dilakukan, apalagi di momen-momen krusial seperti adu penalti ataupun saat timnya tengah tertinggal.
[Penulis: Zulfikar Pamungkas]