Suara.com - Bentrok kepentingan antara timnas Indonesia dan klub BRI Liga 1 terkait pemanggilan pemain kembali mencuat jelang Piala AFF U-23 2022. Pelatih Shin Tae-yong pun meminta klub tak salah paham.
Beberapa klub menyampaikan keberatan lantaran pemainnya terus-menerus dipanggil ke timnas Indonesia saat kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 tengah bergulir.
Agenda timnas Indonesia dan kompetisi domestik yang sering berbentrokan ini membuat klub tidak bisa menurunkan komposisi terbaiknya. Persebaya Surabaya bisa menjadi contohnya.
Tim berjuluk Bajul Ijo itu kerap menjadi penyumbang pemain terbanyak di Timnas Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Ketika uji coba kontra Timor Leste, lima pemain mereka diboyong Shin Tae-yong, yakni Ernando Ari, Rizky Ridho, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya dan Marselino Ferdinan.
Baca Juga: Mees Hilgers: Saya Merasa Seperti Orang Indonesia, tapi..
Lima pemain tersebut adalah pilar utama tim asuhan Aji Santoso dan parahnya, Ricky dan Marselino adalah pemain yang memiliki posisi yang sama, yakni gelandang.
Shin Tae-yong tak menampik bahwa dirinya belum pernah berkomunikasi langsung dengan klub BRI Liga 1 tertkait masalah ini. Namun dia menjelaskan bahwa bentrok agenda harusnya dibicarakan kepada PSSI selaku federasi sepak bola Tanah Air.
"Untuk masalah jadwal dan komunikasi (klub) itu komunikasinya lewat federasi," kata Shin Tae-yong saat konferensi pers usai partai melawan Timor Leste, Minggu (30/1/2022) malam.
"Jadi apapun semua jadwal dibicarakan ke PSSI, saya berharap tidak ada salah paham untuk ini," tambah pelatih 51 tahun tersebut.
Selepas dua uji coba FIFA Matchday pada 27 dan 30 Januari lalu, tim-tim Liga 1 dipastikan bakal kehilangan beberapa pemain terbaiknya, lantaran timnas Indonesia akan kembali menggelar training camp (TC) di Bali jelang Piala AFF U-23 di Kamboja pada Februari mendatang.
Baca Juga: 8 Pemain Timnas Indonesia Positif Covid-19, Shin Tae-yong Bingung
Persebaya dikabarkan bakal menjadi tim dengan pemain terbanyak di skuad Timnas Indonesia U-23. Hanya Ricky Kambuaya yang dipastikan tak bisa gabung lantaran usia tak lagi memenuhi syarat.
Dalam hal ini Shin Tae-yong paham betul kesulitan pelatih menangani tim tanpa pemain terbaik. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin agar klub tidak dirugikan.
"Saya ada pengalaman pernah menjadi pelatih klub, jadi saya tau susahnya bagaimana. Saya berusaha sebaik mungkin memilih pemain dan juga berbaik hati ke tim profesional Liga 1," pungkasnya.