Di Thailand lah dirinya menutup karier sepak bolanya sebagai pemain, yakni di tahun 2012 usai membela Sisaket FC.
Pensiun sebagai pemain, Fabio masih berkecimpung di dunia sepakbola. Pada 2015, ia ditunjuk sebagai pelatih Timor Leste untuk menukangi tim senior dan tim U-23.
Jabatan itu tak diembannya begitu lama. Di tahun yang sama, Fabio kembali ke Uni Emirat Arab di mana ia ditunjuk sebagai pelatih Dibba Al-Hish Sports Club.
Di klub Uni Emirat Arab itu, kariernya sebagai pelatih tak berlangsung lama, hanya sampai awal Februari 2016 saja, yang membuatnya kembali ke Timor Leste.
Di periode keduanya ini, Fabio juga hanya bertahan seumur jagung. Lagi-lagi ia kembali berpetualang dan berlabuh ke Malaysia.
Di Malaysia, Fabio ditunjuk sebagai pelatih Kuala Lumpur FA. Tak disangka, di klub ini dirinya mampu menorehkan prestasi sebagai pelatih.
Fabio mampu membawa Kuala Lumpur FA menjadi juara Liga Primer Malaysia 2017 sehingga berhak promosi ke Liga Super Malaysia.
Fabio datang ke Kuala Lumpur FA saat tim yang kini bernama Kuala Lumpur City FC itu terseok-seok di papan tengah. Di tangannya, tim tersebut mampu meraih 12 kemenangan dari 14 laga.
Sayang, magisnya itu tak berlanjut di Liga Super Malaysia 2018. Di tangannya, Kuala Lumpur FA terseok-seok di papan bawah, hingga dirinya pun memutuskan pergi pada November 2018.
Baca Juga: Trio Penyerang Timor Leste yang Layak Diwaspadai Timnas Indonesia
Sempat menganggur beberapa tahun dari kursi kepelatihan, tawaran datang ke Fabio untuk menukangi kembali Timor Leste, baik tim senior dan tim U-23.