Suara.com - Timnas Indonesia akan bersua Timnas Timor Leste di Bali dalam FIFA Matchday pada 27 dan 30 Januari 2022. Dalam laga uji coba internasional resmi ini, Indonesia patut mewaspadai ramuan taktik dari pelatih tim lawan, Fabio Maciel.
Fabio Maciel sendiri menganggap pertandingan melawan Timnas Indonesia akan jadi laga yang sulit. Sang juru taktik paham betul perbedaan kualitas tim asuhannya dengan skuad Garuda.
Meski begitu, Fabio menyatakan timnya tak akan merasa inferior. Ia menilai Timnas Timor Leste saat ini jauh berbeda ketimbang Timor Leste sebelumnya.
"Ini akan menjadi pertandingan sulit bagi kami. Namun, saya melihat sejauh ini tim menunjukkan penampilan yang belum pernah ditampilkan Timor Leste sebelumnya," ujar Fabio Maciel jelang laga.
Baca Juga: Trio Penyerang Timor Leste yang Layak Diwaspadai Timnas Indonesia
"Ada progres di tim ini, terlebih setelah kami tampil di Piala AFF 2020 lalu. Itu merupakan pengalaman berharga buat kami," sambung pelatih berusia 44 tahun itu.
Mendengar peringatan dari pelatih Timor Leste tersebut, sebenarnya bagaimana rekam jejak Fabio Maciel di kancah sepakbola internasional?
Rekam Jejak Fabio Maciel
Fabio Maciel lahir di Minas Gerais, Brasil pada 29 Oktober 1977. Karier sepakbola pria berusia 44 tahun ini dimulai sejak masih menjadi pemain.
Tercatat Fabio pernah bermain di klub top Brasil seperti Flamengo pada 1995 hingga 1998. Setelahnya ia juga pernah membela klub negeri Samba lainnya seperti Centro Sportivo Alagoano, Joinville Esporte Clube, dan Juventude.
Baca Juga: Tonton Aksi Timor Leste Lewat Video, Shin Tae-yong Terkesan
Kariernya sebagai pemain tak hanya berkutat di Brasil saja. Fabio Magrao juga pernah berpetualang di kawasan Asia, dari Uni Emirat Arab, Iran, Hong Kong, hingga Thailand.
Di Thailand lah dirinya menutup karier sepak bolanya sebagai pemain, yakni di tahun 2012 usai membela Sisaket FC.
Pensiun sebagai pemain, Fabio masih berkecimpung di dunia sepakbola. Pada 2015, ia ditunjuk sebagai pelatih Timor Leste untuk menukangi tim senior dan tim U-23.
Jabatan itu tak diembannya begitu lama. Di tahun yang sama, Fabio kembali ke Uni Emirat Arab di mana ia ditunjuk sebagai pelatih Dibba Al-Hish Sports Club.
Di klub Uni Emirat Arab itu, kariernya sebagai pelatih tak berlangsung lama, hanya sampai awal Februari 2016 saja, yang membuatnya kembali ke Timor Leste.
Di periode keduanya ini, Fabio juga hanya bertahan seumur jagung. Lagi-lagi ia kembali berpetualang dan berlabuh ke Malaysia.
Di Malaysia, Fabio ditunjuk sebagai pelatih Kuala Lumpur FA. Tak disangka, di klub ini dirinya mampu menorehkan prestasi sebagai pelatih.
Fabio mampu membawa Kuala Lumpur FA menjadi juara Liga Primer Malaysia 2017 sehingga berhak promosi ke Liga Super Malaysia.
Fabio datang ke Kuala Lumpur FA saat tim yang kini bernama Kuala Lumpur City FC itu terseok-seok di papan tengah. Di tangannya, tim tersebut mampu meraih 12 kemenangan dari 14 laga.
Sayang, magisnya itu tak berlanjut di Liga Super Malaysia 2018. Di tangannya, Kuala Lumpur FA terseok-seok di papan bawah, hingga dirinya pun memutuskan pergi pada November 2018.
Sempat menganggur beberapa tahun dari kursi kepelatihan, tawaran datang ke Fabio untuk menukangi kembali Timor Leste, baik tim senior dan tim U-23.
Ia pun memimpin Timor Leste berlaga di Piala AFF 2020. Sayangnya, The Crocodile --julukan Timor Leste-- tak bisa berbuat banyak dan selalu kalah di fase grup.
Tak hanya gagal mendulang poin, Timor Leste arahan Fabio juga gagal mencetak satu gol pun di ajang Piala AFF 2020 Singapura lalu.
Kini, Fabio siap beradu taktik dengan Shin Tae-yong selaku pelatih Timnas Indonesia. Akankah ia berhasil membuktikan ucapannya bahwa timnya sudah membuat progres?
[Zulfikar Pamungkas]