Suara.com - Kabar tak sedap datang dari kontestan Piala Asia Wanita 2022, yakni Vietnam. Tim berjuluk The Golden Star Girls ini tengah dilanda krisis akibat badai Covid-19.
Dilaporkan oleh The Asean Football di laman Twitter-nya beberapa jam lalu, saat ini Vietnam hanya memiliki 17 pemain yang tersedia. Sedangkan menurut laporan lainnya, skuat The Golden Star Girls saat ini hanya tersisa berjumlah 18 pemain.
Kabar tak sedap ini lantas membuat pihak penyelenggara Piala Asia Wanita panik. Sebab, muncul kekhawatiran akan penyebaran virus Covid-19.
![Pemain Timnas Wanita Vietnam menghadapi Australia di kualifikasi olimpiade pada 3 Maret 2020. [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/21/37482-timnas-wanita-vietnam.jpg)
Apalagi, skuat Vietnam baru saja tiba sehari sebelum pertandingan, per Kamis (20/01/22) malam waktu setempat. Tak pelak kekhawatiran ini kian menjadi-jadi di kalangan penyelenggara.
Selain itu, baru tibanya sebagian besar pemain Vietnam ke India membuat persiapan The Golden Star Girls pun tak matang jelang melawan Korea Selatan, Jumat (21/01/22).
Jelang pertandingan yang sudah ada di depan mata ini serta kondisi tim yang carut marut, Vietnam pun juga dihadapkan pada aturan ketat dari penyelenggara Piala Asia Wanita.
Jika menilik laporan yang ada, jumlah 18 pemain yang dimiliki Vietnam membuat mereka saat ini di batas ambang wajar jumlah pemain.
Piala Asia Wanita 2022 sendiri mewajibkan setiap tim setidaknya punya 18 pemain. Jika kurang dari jumlah tersebut, maka tim itu akan dikeluarkan dari penyelenggaraan.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Umum Asosiasi Sepak Bola Vietnam (VFF), Le Hoai Anh mengaku telah mendiskusikan kesulitan yang dihadapi wakilnya dan akan mencoba memecahkan masalah itu agar memiliki pemain yang cukup di laga melawan Korea Selatan.
Baca Juga: Borong 5 Gol ke Gawang Timnas Wanita Indonesia, Striker Chelsea Pecahkan Rekor
“Kami telah mendiskusikan kesulitan yang kami alami dan tentunya kekurangan pemain akan berpengaruh pada hasil yang kami dapatkan di Piala Asia Wanita,” ujar Le Hoai Anh dikutip dari Vietnamnet.