Suara.com - Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) tengah menyelidiki laporan aktivitas judi mencurigakan seputar pemberian kartu kuning terhadap pemain Arsenal selama pertandingan Liga Inggris musim ini.
Menurut laporan The Athletic seperti dilansir The Guardian, Kamis (20/1/2022), bandar taruhan memperingatkan FA tentang pola taruhan tidak biasa yang melibatkan pemain Arsenal.
Laporan itu menyebut pola judi spot-betting menempatkan banyak uang kepada pemain Arsenal untuk kategori mendapatkan kartu kuning.
Pemain Arsenal yang dimaksud belum disebutkan namanya, tetapi FA dalam sebuah pernyataan akan memerhatikan kasus ini meski belum menyelidikinya lewat jalur formal.
Baca Juga: Brentford vs Man United: Tertekan Habis-habisan, Setan Merah Justru Menang 3-1
"FA mengetahui masalah tersebut dan sedang menyelidikinya," demikian pernyataan FA dikutip dari Mirror, Kamis (20/1/2022).
Spot-betting memungkinkan seseorang untuk memasang taruhan pada detail yang spesifik dalam sebuah pertandingan seperti jumlah kartu kuning, pencetak gol pertama, jumlah tendangan sudut dan aspek-aspek lain secara terpisah.
Pada April 2018, bek Bradley Wood dilarang bermain selama enam tahun setelah dua kali mendapat kartu kuning dengan sengaja selama membela Lincoln di Piala FA pada musim sebelumnya.
Wood menerima larangan lima tahun untuk pelanggaran pengaturan pertandingan dan tambahan skorsing 12 bulan setelah mengakui 22 tuduhan bertaruh pada hasil pertandingan dan satu tuduhan menyampaikan informasi.
Pada September 2009, mantan gelandang Southampton dan timnas Inggris Matt Le Tissier menerbitkan sebuah otobiografi di mana dia mengaku ikut spot-betting untuk taruhan waktu lemparan ke dalam pertama dalam pertandingan yang dia mainkan.
Baca Juga: Leicester vs Tottenham: Comeback Spektakuler The Lilywhites, Cetak Dua Gol di Menit Akhir
Saat itu, Le Tissier mencoba melakukan over-hit pass kepada rekan setimnya Neil Shipperley untuk memaksakan lemparan ke dalam, tetapi gagal membuat bola keluar dari permainan.
Masalah tersebut dirujuk ke Polisi Hampshire tetapi Layanan Penuntutan Mahkota memilih untuk tidak melanjutkan kasus tersebut, sebagaimana dilansir Mirror.