Suara.com - Sepak bola Eropa memang memasuki musim dingin, akan tetapi laga panas tetap tersaji, seperti di La Liga Spanyol ketika Osasuna menjamu Athletic Bilbao pada Rabu (4/1/2022).
Panasnya laga tersebut bukan karena permainan yang cepat dan saling jual beli serangan, melainkan adanya aksi tekel horor dari pemain Osasuna, Chimy Avila, yang membuat penyerang Athletic Bilbao, Inaki Williams, melabraknya.
Pada laga tersebut, Athletic Bilbao mampu mencuri kemenangan 3-1 dari tuan rumah Osasuna. Tiga gol Los Leones, julukan Bilbao, dicetak oleh pemain muda Oihan Sancet. Sedangkan satu-satunya gol Osasuna dicetak Enrique Garcia.
Hanya saja, pertandingan tersebut diwarnai aksi tak terpuji dari penyerang tuan rumah yakni Chimy Avila yang melancarkan tekel horor ke arah Nico Williams.
Baca Juga: Thailand Naikkan Gaji Alexandre Polking, Tapi Masih Kalah dari Shin Tae-yong
Tekel ini dilancarkan Chimy Avila di menit ke-90+1, saat Bilbao melakukan serangan balik. Kala itu, Nico Williams berlari menggiring bola ke sisi kiri pertahanan Osasuna.
Dengan niatan agar timnya tak kebobolan banyak gol, Chimy Avila lantas berusaha menghentikan pemain berusia 19 tahun itu dengan melayangkan tekel.
Tekel yang dilancarkannya adalah tekel dengan teknik menggunting. Beruntung Nico Williams mampu selamat dari tekel horor tersebut.
Meski Nico Williams selamat, kakaknya yakni Inaki Williams tetap merasa terganggu dengan aksi brutal yang dilancarkan Chimy Avila.
Pasalnya, jika tekel itu mendarat di kaki sang adik, bisa dikatakan karier Nico Williams di kancah sepak bola bisa tamat.
Baca Juga: Diminati Klub Luar Negeri, Ini 5 Liga yang Bisa Jadi Opsi Pratama Arhan
Melihat hal tersebut, Inaki Williams langsung melabrak Chimy Avila dan memprotes tindakan brutalnya tersebut saat bola masih bergulir di atas lapangan serta permainan belum dihentikan oleh wasit.
Sesaat permainan dihentikan, para pemain Athletic Bilbao turut mendukung tindakan Inaki Williams dengan menghampiri Chimy Avila dan memprotes tekel horor yang dilancarkannya sehingga membuat wasit harus melerai kedua kubu.
[Penulis: Zulfikar Pamungkas]