Demi mengantarkan putranya itu mencapai cita-citanya, Surati harus berjuang sekuat tenaga. Hasil Bertani dan berjualan sayur keliling digunakan untuk menyokong Pratama.
Bahkan, ada kenangan yang cukup lucu ketika Pratama Arhan henda mengikuti latihan bersama sekolah sepak bola (SSB) Terang Bangsa di Blora.
Saat itu, Surati membelikan sepasang sepatu sepak bola yang dibanderol dengan harga Rp 25 ribu. Namun, saat baru dipakai pertama kali, sepatu itu sudah jebol.
Perjuangan Surati untuk mengantarkan anaknya ke dunia sepak bola tak hanya sampai di situ. Sebab, dia harus berutang agar bisa membiayai Pratama Arhan.
“Pernah saat satu bulan itu ada tiga turnamen, dan setiap berangkat itu ya harus berutang. Karena di SSB itu setiap turnamen membayar Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu,” kata Surati, dikutip dari Radar Bojonegoro.
Kontributor: Muh Adif Setiawan