Suara.com - Cedera jadi hantu yang paling menakutkan buat pesepak bola. Akibatnya, penampilan apik yang semula mereka pertontonkan perlahan menurun.
Sejumlah pemain-pemain top Eropa sudah merasakan kondisi ini. Semula, mereka bisa saja akan menjadi pemain yang punya karier cemerlang, tapi karena cedera, peruntungan mereka stagnan.
Suara.com sudah merangkum 8 pemain top Eropa yang kariernya bisa saja lebih baik jika tak sering cedera. Berikut ulasan singkatnya:
Baca Juga: Uji Coba Penonton di Liga 2, Menpora: Kita Harus Berani Memulai
Selama lima musim menjadi pemain Liverpool, Daniel Sturridge hanya mentas 160 laga. Dari sederet pertandingan itu, ia mencetak 68 gol di seluruh lintas kompetisi.
Merujuk Transfermarkt, Daniel Sturridge sudah melewatkan 99 pertandingan sepanjang ia bermukim di Anfield. Dan jika saja tak sering cedera, ia mungkin akan mencetak lebih dari 100 gol dan jadi salah satu pemain potensial di Liverpool.
2. Marco Reus
Marco Reus kerap bermasalah dengan kebugaran fisiknya. Alhasil, pemain Borussia Dortmund ini kerap diterpa cedera.
Salah satu yang menyakitkan ialah dia harus absen di Piala Dunia 2014. Padahal, sepanjang babak kualifikasi, Reus tampil apik.
Baca Juga: Sambut Putaran Kedua BRI Liga 1, Persela Pastikan Bakal Tambah Pemain
3. Abou Diaby
Pada musim 2009/10, Diaby menjalani musim yang menyenangkan di Arsenal. Pada musim itu, dia bermain 40 kali di seluruh lintas kompetisi.
Hanya, musim berikutnya, penampilan Diaby menurun. Diawali dengan cedera, ia hanya bermain sebanyak 20 pertandingan.
Setelahnya, Diaby melewatkan 500 hari berkutat dengan cedera. Selama 6 musim di Arsenal, rekan duet Alex Song dan Cesc Fabregas ini hanya menjalani 45 pertandingan.
Wilshere merupakan pemain potensial yang dimiliki Arsenal dan Inggris. Pada usia 19 tahun, ia bahkan sudah membantu Arsenal di tim utama.
Salah satunya saat Arsenal jumpa Barcelona di Liga Champions. Kendati belum berhasil membantu The Gunners, Wishere mendapatak sorotan positif.
Sayang, ia kerap bolak balik ruang perawatan. Alhasil, kariernya mandek dan sekarang berstatus tanpa klub.
Roberto Baggio sudah mengalami cedera lutut sejak berusia 18 tahun. Rasa sakit itu terus dibawanya hingga pensiun dari dunia sepak bola.
Kendati demikian, pencapaian Baggio sebagai pesepak bola nyaris paripurna. Ia sukses merengkuh gelar pemain terbaik dunia pada 1993 dan membawa Italia ke final Piala Dunia 1994.
Van Baseten merupakan salah satu pemain sepak bola dengan talenta luar biasa. Namanya sudah memenangi 3 penghargaan terbaik dunia.
Pencapaian itu juga selarasa dengan aksinya di lapangan. Pada 1988, ia membawa Belanda ke final Piala Eropa dan menyabet gelar sepatu emas.
Sayang, karier sepak bola Van Basten terhenti di usia 31 tahun karena cedera. Dua tahun sebelum gantung sepatu, bahkan ia sudah bolak balik, ruang perawatan.
Tak dimungkiri skill olah bola Ronaldo Nazario adalah salah satu yang terbaik di dunia. Bermain di 4 edisi Piala Dunia adalah salah satu dari sekian banyak pencapaian yang sudah ditorehkannya.
Sayang, pada musim 1999, cedera lutut sempat didapatkannya. Setelahnya, semua tak lagi sama, karena ia kerap bolak balik cedera kambuhan hingga pensiun.
8. Mario Gotze
Gotze adalah salah satu talenta terbaik di sepak bola Jerman. Di usia belia ia sudah memenangi dua gelar Bundesliga bersama Borussia Dortmund pada 2011 dan 2012.
Gotze sempat disandingkan dengan Lionel Messi. Kariernya yang mengilap membuat Bayern Muenchen kepincut mendatangkannya.
Tapi, karier Gotze di Munchen justru mandek. Penyakit kelelahan yang kerap dideritanya membuat ia gagal ke performa terbaiknya sehingga dilepas kembali ke klub lamanya.
Tapi, saat kembali ke Dortmund, Gotze gagal mempertontonkan aksi mengilapnya. Terkini, ia terlrmpar ke Liga Belanda.
Kontributor: Kusuma Alan