Suara.com - Jurgen Klopp sukses membangun tim sejak kedatangannya ke Liverpool pada 2015. Sejumlah trofi bergensi sudah diraih dan masuk dalam kabin The Reds.
Sukses Liverpool di bawah komando Jurgen Klopp tak lepas dari pemilihan dan perekrutan pemain. Sejak resmi menangani Liverpool, Klopp sudah mendatangkan sejumlah pemain seperti Sadio Mane, Mohamed Salah, Tiago Alcantara dan lainnya.
Hasilnya, satu gelar Liga Inggris dan satu gelar Liga Champions mereka dapatkan. Di musim ini, Liverpool juga dalam jalur menuju juara.
Namun tahukah Anda, tak semua rekrutan Klopp terbilang sukses. Berikut tiga pemain yang bisa dibilang gagal bersinar di Liverpool.
Baca Juga: Xavi: Level Barcelona Sekarang Liga Europa, Harus Diterima!
Dominik Solanke
Pada 2017, Liverpool mendatangkan Solanke ke Anfield. Klub yang berbasis di kota pelabuhan di Inggris ini beruntung mendapatkan jasa Solanke karena berstatus homegrown di Chelsea.
Datangnya Solanke diharapkan bisa memperkuat lini depan Liverpool. Namun, apa yang direncanakan Klopp tak berbuah hasil.
Solanke memang bermain sebanyak 27 kali. Tapi, sebagai penyerang, ia bisa dibilang gagal karena hanya mampu mencetak 1 gol selama 2 musim dan akhirnya dijual ke Bournemouth.
Baca Juga: Pertama Dalam Dua Dekade, Barcelona Gagal Lolos ke 16 Besar Liga Champions
Grujic datang dari kompetisi Eropa Timur yakni Red Star Belgrade pada 2016. Kedatangannya diharapkan bisa mempekuat lini tengah Liverpool di awal era Klopp.
Namun, Grujic justru gagal bersinar. Pemain 25 tahun ini gagal menembus skuat utama dan hanya bermain sebanyak 8 laga bersama Liverpool.
Alhasil, dia dipinjamkan ke sejumlah klub. Tercatat, ia pernah memperkuat Cardif, Herta Berlin, dan Porto. Oleh Porto jasa Grujic kemudian dipermanenkan usai Liverpool melepasnya musim panas tahun ini.
Entah apa yang ada di benak Klopp ketika mendatangkan Maninger. Sebab, saat tiba di Anfield pada 2016, ia sudah berusia 39 tahun.
Pengalaman Maninger di bawah mistar klub-klub besar mungkin jadi alasan. Maninger pernah bermain untuk Juventus, Arsenal, dan Fiorentina.
Tapi, saat itu Simon Mignolet tampil gemilang dan sulit digeser. Alhasil, Maninger tak mendapat menit bermain dan pensiun di musim berikutnya.
[Penulis: Kusuma Alan]