Suara.com - Biasanya, pelatih akan mendapat pemecatan bila tak memberikan prestasi atau trofi kepada timnya. Namun ada beberapa pelatih yang harus merasakan pemecatan setelah menyumbangkan gelar.
Menyumbangkan gelar atau trofi menjadi tujuan utama dalam permainan sepak bola. Keinginan mendapat gelar tersebut lah yang membuat klub-klub berani merekrut pelatih bernama besar dengan gaji fantastis.
Namun, sepak bola bukanlah hal yang bisa ditebak. Pelatih bernama besar dengan bayaran mahal belum tentu bisa menghasilkan trofi.
Meski demikian, ada pula klub yang bersabar karena percaya akan kemampuan sang pelatih seperti Pep Guardiola di musim pertamanya melatih Manchester City yang tak berujung gelar.
Baca Juga: Permintaan Rangnick, Ini 3 Sosok Baru yang akan Isi Staf Kepelatihan Manchester United
Tentu wajar bila seorang pelatih yang tak memberikan trofi lantas dipecat dari jabatannya. Namun bagaimana bisa pelatih dipecat kendati mampu mempersembahkan trofi?
Hal itu pernah terjadi di sepak bola dan menimpa 5 pelatih bernama besar berikut ini.
Antonio Conte dikenal sebagai pelatih yang punya magnet gelar. Hampir seluruh klub yang ia latih mampu meraih trofi bergengsi.
Namun, Conte pernah mengalami hal buruk ketika membesut Chelsea. Pasalnya, ia dipecat kendati mampu meraih gelar di penghujung musim 2017/18.
Baca Juga: Tottenham Hotspur Diterpa Badai COVID-19
Conte dipecat pada awal musim 2018/19 setelah mempersembahkan trofi Piala FA di musim 2017/18. Ia pun kemudian digantikan oleh kompatriotnya, Maurizio Sarri.
Thomas Tuchel merupakan salah satu pelatih muda yang punya visi apik di tim yang ia besut. Sumbangsih trofi pun mampu dipersembahkannya di klub yang pernah ia bela.
Pada pertengahan musim 2020/21, PSG melakukan blunder dengan memecat Tuchel. Pemecatan itu dianggap tak berdasar mengingat Les Parisiens masih dalam jalur perebutan gelar Ligue 1 dan sebelumnya ia juga mampu mempersembahkan Treble gelar domestik.
Setelah dipecat, Tuchel lantas dipinang Chelsea yang baru memecat Frank Lampard. Hasilnya pun terlihat, dalam waktu lima bulan saja, ia mampu membawa The Blues menjuarai Liga Champions, gelar yang diidam-idamkan PSG.
3. Jose Mourinho
Masih ada hubungannya dengan Chelsea, pelatih yang harus dipecat pasca meraih gelar juara bersama The Blues adalah Jose Mourinho.
Setidaknya dua kali Mourinho merasakan pahitnya dipecat oleh Chelsea yakni pada 2007 dan 2015. Di periode keduanya, ia dipecat setelah mengantarkan The Blues menjadi kampiun Premier League musim 2014/15.
Pemecatan itu ia terima karena Chelsea berada dalam fase buruk dan hampir terdegradasi. Beruntung The Blues memecatnya dan menggantikannya dengan Guus Hiddink hingga finis di peringkat 10 di akhir musim.
Pelatih legendaris asal Jerman, Jupp Heynckes juga pernah merasakan surat pemecatan setelah ia mempersembahkan gelar. Saat itu, ia dipecat oleh Real Madrid.
Heynckes mampu mempersembahkan gelar Liga Champions ke-7 Real Madrid. Tak berselang lama, ia lantas dipecat oleh Los Blancos.
Penyebab pemecatannya itu adalah hasil buruk El Real di kancah domestik. Saat itu, Real Madrid finis di keempat di La Liga Spanyol dan tersisih dari Copa del Rey di babak 16 besar musim 1997/98.
Siapa yang tak kenal Vicente del Bosque? Pelatih kawakan ini mampu membuat Spanyol merajai dunia setelah menjuarai Piala Dunia 2010 dan Euro 2012.
Keberhasilannya ini didapatkan karena ia telah berada di level tertinggi sejak menangani klub. Namun dalam perjalanan kariernya, Del Bosque pernah merasakan pemecatan kendati menyumbangkan gelar.
Pemecatan itu ia dapat setelah membawa Real Madrid menjuarai La Liga Spanyol. Ia tak ditawari kontrak baru kendati Los Blancos menikmati kesuksesan di bawah arahannya dengan dua kali memenangkan liga dan dua kali memenangkan Liga Champions.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas