Stadion 'Klub Palestina' Ditutup Usai Permalukan Tim Israel Beitar Jerusalem

Arief Apriadi Suara.Com
Sabtu, 04 Desember 2021 | 08:08 WIB
Stadion 'Klub Palestina' Ditutup Usai Permalukan Tim Israel Beitar Jerusalem
Pendukung Bnei Sakhnin meneriakkan slogan-slogan selama pertandingan Liga Premier Israel antara Beitar Yerusalem dan Bnei Sakhnin di Stadion Teddy Kollek di Yerusalem pada 10 Februari 2013. AFP FOTO / STR.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pihak berwenang Israel telah melarang Bnei Sakhnin, klub kebanggan warga Palestina yang berkompetisi di Liga Premier Israel untuk bermain di stadionnya sendiri.

Melansir Middle East Eye, Sabtu (4/12/2021), keputusan itu diambil pemerintah Israel setelah Bnei Sakhnin meraih kemenangan atas Beitar Jerusalem, yang suporternya kerap menggaungkan aksi anti-Palestina.

Kementerian ekonomi dan industri Israel mengatakan pada Kamis (2/12/2021) bahwa mereka mencabut lisensi Stadion Doha milik Bnei Sakhnin dengan alasan klub telah melanggar protokol kesehatan Covid-19.

Di tengah pandemi virus Corona, pemerintah Israel mengatakan telah mengizinkan Bnei Sakhnin untuk membawa 5.388 penggemar dari 7.414 kursi di Stadion Doha untuk menghadiri pertandingan.

Baca Juga: Jadi Rebutan, Dortmund Berdoa Erling Haaland Tak Tergoda Liga Inggris

Namun, data pemerintah Israel menunjukkan bahwa sekitar 7.000 penggemar Bnei Sakhnin datang ke stadion. Sementara Beitar Jerusalem hanya didukung 500 penggemar.

"Kami menganggap serius pelanggaran terhadap kondisi yang kami tetapkan dalam persetujuan kami untuk izin usaha stadion," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Langkah itu dikritik keras sebagai "politik" oleh Komite Tindak Lanjut Tinggi Arab, sebuah organisasi payung dari faksi-faksi politik yang mewakili warga Palestina di Israel pada Jumat (3/12/2021).

Bnei Sakhnin mengalahkan Beitar Jerusalem --sebuah klub dari Yerusalem Barat yang penggemarnya dikenal dengan hooliganisme dan nyanyian rasis anti-Palestina-- di Stadion Doha pada 30 November.

Kemenangan 2-0 membuat Bnei Sakhnin naik ke urutan ketiga di liga utama Israel dan menyebabkan pengunduran diri pelatih Beitar, Erwin Koeman, saudara dari eks pelatih Barcelona, Ronald Koeman.

Baca Juga: Prediksi Wolverhampton vs Liverpool di Liga Inggris, 4 Desember 2021

Penggunaan kekuatan oleh polisi Israel

Bnei Sakhnin atau Abna Sakhnin, yang berarti Putra Sakhnin dalam bahasa Ibrani dan Arab masing-masing, didirikan pada awal 90-an dan menjadi salah satu klub berkinerja terbaik di liga utama Israel, memenangkan Piala Negara pada tahun 2004.

Komite Tinggi Arab mengatakan bahwa penutupan Stadion Doha adalah "langkah politik pembalasan, sewenang-wenang dan sama sekali tidak dapat dibenarkan terhadap Abna Sakhnin dan para penggemarnya: semua penggemar Arab."

Panitia juga mengutuk penggunaan kekerasan terhadap fans Bnei Sakhnin oleh polisi Israel menyusul pertandingan melawan Beitar Jerusalem, yang dihadiri oleh anggota parlemen Palestina dari Israel, yang merayakan kemenangan tersebut.

Polisi Israel dilaporkan menembakkan gas air mata dan granat kejut di daerah pemukiman dekat Stadion Doha, yang diresmikan pada 2006 dan sebagian didanai oleh Qatar.

Mohammed Abu Younis, presiden Bnei Sakhnin, mengatakan kepada media lokal bahwa pihak berwenang Israel "menunggu dengan napas tertahan" untuk menutup stadion.

"Apakah mereka ingin mengubah Stadion Doha menjadi penjara? Kami akan pergi ke pengadilan untuk membatalkan keputusan ini," kata Mohammed Abu Younis.

"Saya berjanji kami tidak akan diam dan melawan keputusan itu dengan cara apa pun yang memungkinkan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI