Suara.com - Jawa Timur bisa saja batal menggelar Seri ketiga BRI Liga 1 2021/2021. Sebab, PT Liga Indonesia Baru (LIB) memiliki beberapa pertimbangan sebelum menentukan lokasi pertandingan.
Berbagai pertimbangan dilakukan dari mulai kondisi pandemi Covid-19 di wilayah tersebut, infrastruktur serta fasilitas, kemudian juga suporter.
Adapun klub Liga 1 cukup banyak yang berasal dari Jawa Timur seperti Arema FC, Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, Persik Kediri, dan Madura United.
Rivalitas antara suporter Arema FC dan Persebaya pun jadi perhatian operator kompetisi dalam menentukan Seri ketiga. Apalagi, belum lama ini ada insiden yang ditimpulkan oleh oknum suporter.
Baca Juga: Uji Coba Penonton BRI Liga 1, 5 Ribu Orang Boleh Penuhi Stadion
Yaitu dengan terjadinya insiden pelemparan ke bus Arema FC oleh oknum suporter Persebaya Surabaya. Potensi kericuhan serupa dikhawatirkan kembali terulang andai Liga 1 digelar di Jatim.
"Salah satu yang menjadi pertimbangan tentu suporter. Tapi keputusan akan segera kami umumkan dalam waktu dekat," kata Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita kepada wartawan belum lama ini.
"Ada banyak alternatifnya, apakah tetap di Jawa Tengah, atau apakah kembali lagi ke Jawa Barat, Banten, dan DKI lagi," ia menambahkan.
Bali juga tengah dipertimbangkan untuk menjadi lokasi baru kompetisi terpusat BRI Liga 1. Tim verifikasi juga sudah diterjunkan untuk melihat kemungkinan dipakainya Bali sebagai venue.
Hanya saja belum diputuskan kapan Bali akan menggelar laga-laga Liga 1. Akhmad Hadian Lukita baru memastikan Bali belum bisa menggelar Seri 3.
Baca Juga: PT LIB Soal Satgas Anti Mafia Bola: Memang Ada, tapi Tak Bisa Apa-apa
"Untuk Seri 3 belum di Bali. Tim kami sudah ke Bali dan sudah memverifikasi, ada empat stadion yang ditinjau dan disurvei. Dan sudah ada masukkan ke saya juga. Memang harus ada perbaikan dan butuh waktu, terutama fasilitas untuk pemain," terangnya Lukita.
"Kalau untuk lapangan, bagus semua. Hanya saja untuk fasilitas pemain untuk ruang gantinya atau ruang media itu perlu penanganan. Untuk itu bisa memakai cara cepat, seperti kontainer dan ini masih didiskusikan dengan pihak Dispora Bali," pungkasnya.