Suara.com - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 dan Liga 2 akhirnya buka suara guna merespons kritik terkiat keberadaan Satgas Anti Mafia Bola di setiap pertandingan.
Menurut Direktur Operasional PT LIB Sudjarno, keberadaan Satgas Anti Mafia Bola di stadion adalah untuk memberi shock therapy kepada oknum-oknum yang coba melakukan kecurangan.
Meski demikian, Sudjarno tidak menampik bahwa Satgas Anti Mafia Bola sejatinya tidak bisa melakukan apa-apa saat melakukan pengawasan di stadion.
Mereka cuma memantau untuk kemudian melaporkan hal-hal yang dicurigai mengarah pada kecurangan seperti aksi pengaturan skor dan sebagainya.
Baca Juga: Mantan Pelatih Perserang Tempuh Jalur Hukum soal Pengaturan Skor
"Keberadaan satgas setidaknya membuat shock therapy. Memang ada di situ tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Satgas ini merupakan bagian dari preventif atau pencegahan," kata Sudjarno kepada awak media belum lama ini.
"Analoginya seperti polisi, misalnya niatnya sudah ada. Begitu polisi lewat, tidak jadi dia melakukan kejahatan. Kami hadirkan satgas secara fisik untuk menjadi bagian dalam pencegahan, kira-kira begitu. Menghilangkan niat dan kesempatan," terangnya.
Ini juga merupakan bagian dari kerja sama antara PSSI dan Polri yang kemudian membentuk Satgas Anti Mafia Bola sebagaimana perjanjian yang diumumkan pada 23 Juli lalu.
"Ada sembilan bidang kerja sama dari MoU antara PSSI dengan Mabes Polri. Salah satunya adalah pencegahan dan penindakan mafia bola," terang Sudjarno.
"Sehingga memang harus ada Satgas Antimafia Bola. Teman-teman melihat semua di Liga 1 dan Liga 2, ada Satgas Anti Mafia Bola. Itu bagian dari pencegahan," pungkasnya.
Baca Juga: Gelandang Persela Ini Berkutat Dengan Cedera, Belum Sekalipun Tampil di Liga 1
Keberadaan Satgas Anti Mafia Bola di Liga 1 dan Liga 2 musim ini menimbulkan kritik dari publik lantaran hanya dianggap sebagai pajangan semata alih-alih menegakan peraturan. Sebab, dugaan tindakan pengaturan skor masih saja terjadi.
Buktinya, Liga 2 baru-baru ini kembali digegerkan dengan dugaan pengaturan skor seperti dilaporkan manajemen Perserang Serang.