Profil Wilfried Zaha, Pemain Crystal Palace yang Jadi Korban Rasial Netizen Indonesia

Reky Kalumata Suara.Com
Senin, 01 November 2021 | 11:09 WIB
Profil Wilfried Zaha, Pemain Crystal Palace yang Jadi Korban Rasial Netizen Indonesia
Winger andalan Crystal Palace, Wilfried Zaha. [Daniel LEAL-OLIVAS / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Wilfried Zaha tengah menjadi perbincangan penikmat sepak bola Tanah Air. Pasalnya, winger milik Crystal Palace itu menjadi korban rasial netizen.

Zaha menjadi korban rasial oleh netizen Tanah Air pasca Crystal Palace menumbangkan Manchester City di lanjutan Premier League 2021/22 (30/10/21).

Dalam laga itu, winger berkebangsaan Pantai Gading ini berhasil mencetak satu gol dari kemenangan 2-0 Crystal Palace atas Man City.

Entah bagaimana, pasca laga Wilfried Zaha menerima banyak cacian rasial di media sosial Instagram-nya di mana salah satu pelaku rasisnya diketahui adalah netizen Indonesia.

Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-10: West Ham dan Leeds Petik Kemenangan

Zaha mengunggah tangkapan layar hasil ejekan rasial yang ia terima di Instagram-nya. Sontak hal ini membuat akun pelaku pun lantas diserbu netizen Tanah Air lainnya.

Netizen menyayangkan sikap rasis yang dilancarkan salah satu akun tersebut dan mengutuk perbuatannya dalam berlaku rasis.

Perbuatan rasial tersebut pun lantas menjadi buah bibir di Tanah Air. Apalagi, Zaha diketahui adalah salah satu pemain yang paling vokal berbicara soal isu rasial di sepak bola.

Tak hanya lewat perkataan, Zaha juga menunjukkannya melalui tindakan di mana ia menjadi pemain pertama yang terang-terangan menolak bersimpuh di atas lututnya saat Kick Off, yang menjadi simbol perlawanan akan aksi rasial.

Rekam Jejak Wilfried Zaha

Baca Juga: Hasil Liga Inggris: West Ham Hantam Aston Villa 4-1

Wilfried Zaha lahir dengan nama lengkap Dazet Wilfried Armel Zaha. Ia lahir pada 10 November 1992 di Abidjan, Pantai Gading. Ia merupakan anak bungsu dari 8 bersaudara.

Pada usia 4 tahun, Zaha dan 7 saudaranya dibawa ke Inggris oleh kedua orang tuanya di mana mereka menetap di Thornton Heath di London.

Sejak kecil Zaha telah akrab dengan sepak bola. Kepindahannya ke Inggris pun membuat jalannya menjadi pesepak bola terbuka lebar.

Apalagi ia tinggal di sekitaran Selhurst Park, yang merupakan markas Crystal Palace. Mimpinya menjadi pesepak bola pun hadir karena sosok Didier Drogba.

Saat pertama kali Drogba datang dan membela Chelsea, Zaha melihat langsung idolanya itu mencetak gol ke gawang Crystal Palace di Selhurst Park.

Jalannya menjadi pesepak bola pun terbuka. Di usia 12 tahun, Zaha bergabung dengan akademi Crystal Palace dan menembus tim senior pada tahun 2010.

Di tim senior, ia berhasil membawa Crystal Palace kembali ke Premier League pada musim 2012/13. Keberhasilannya itu membuat Manchester United pun memboyongnya pada Januari 2013 oleh Sir Alex Ferguson dengan mahar 10 juta poundsterling.

Sayangnya, kariernya di Man United tak berjalan baik. Pensiunnya Sir Alex dan Zaha yang tak masuk skema David Moyes kala itu membuatnya ditendang dan dipinjamkan ke Crystal Palace dan Cardiff City pada 2013.

Hingga akhirnya, angin membawanya pulang kembali ke Crystal Palace pada 2014 dengan status pinjaman yang kemudian dipermanenkan pada Februari 2015 dan ia terus bertahan di Selhurst Park hingga saat ini.

Kendati berkali-kali menunjukkan itikad untuk hengkang, Zaha terus bertahan di Crystal Palace dan bahkan baru saja mengukir catatan manis bersama The Eagles.

Satu golnya ke gawang Man City kemarin membuatnya telah mencetak 50 gol di Premier League. Sebuah catatan yang dinanti-nanti pemain berusia 28 tahun itu.

Karier Zaha di dunia internasional pun sempat menjadi kontroversi. Sebelumnya ia pernah membela Inggris di level junior yakni pada U-19 dan U-20.

Bahkan ia juga pernah membela tim senior Inggris di usia yang baru 20 tahun sebanyak 2 kali di mana ia bermain total selama 20 menit saja.

Hingga akhirnya pada 2016, Zaha beralih kewarganegaraan dan meminta FIFA mengabulkan kepindahannya ke Pantai Gading.

Gareth Southgate sendiri sempat berusaha untuk membatalkan kepindahan ini. Sayangnya tekad Zaha telah bulat dan ia pun resmi membela kampung halamannya.

Debutnya di Pantai Gading terjadi di usianya yang 24 tahun yakni pada laga persahabatan melawan Swedia pada 8 Januari 2017 dan berlanjut ke Piala Afrika 2017.

Hingga artikel ini dibuat, Zaha telah memainkan 20 laga untuk Pantai Gading dan telah mencetak 5 gol.


Kontributor: Zulfikar Pamungkas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI