Suara.com - Legenda Manchester United, Gary Neville mengecam Cristiano Ronaldo dan Bruno Fernandes setelah protes pada rekan setimnya dengan kata-kata kasar.
Babak belur di markas Leicester City, pemain Manchester United khususnya Cristiano Ronaldo dan Bruno Fernandes kena semprot Gary Neville.
Manchester United kalah dengan skor cukup telak 2-4 dari Leicester City pada pekan kedelapan Liga Inggris 2021-2022, Sabtu (16/10/2021).
Kekalahan itu benar-benar membuat kecewa Gary Neville, ia bahkan menyebut Manchester United sebagai tim yang tak jelas akan gaya bermain dan identitas.
Baca Juga: Ada Antonio Conte, Ini 5 Pelatih yang Cocok Gantikan Solskjaer di Man United
Namun, Neville paling mengecam aksi dua pemain yang disebut-sebut sebagai bintang tim, Cristiano Ronaldo dan Bruno Fernandes.
"Saya melihat Ronaldo dan Fernandes di depan, tidak ada. Saya melihat mereka mengayunkan tangan mereka ke rekan satu tim," kata Neville dikutip The Sun.
"Yang saya tidak suka, dan itu harus dihentikan. Sebuah pola mulai muncul di babak kedua, lini sering tim dan belakang tak nyambung."
"Man United saat ini berada di posisi di mana mereka punya dua tim, lima depan ego, pemain hebat dan lima bek," imbuhnya.
Tak sampai di situ, Neville juga mempertanyakan bagaimana taktik yang diterapkan Ole Gunnar Solskjaer, khususnya saat tim kebobolan.
Baca Juga: 5 Hits Bola: Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Perkuat Tim Senior
Ia melihat benar bagaimana reaksi pemain klub berjuluk Setan Merah, Neville menilai para pemain bersikap cengeng saat timnya kebobolan, dan sombong ketika mencetak gol.
"Tim ini buruk ketika bereaksi usai kebobolan. Jika mereka kebobolan, mereka mulai bertingkah seperti bayi dan melakukan kesukaan mereka sendiri."
"Jika mereka mencetak gol, mereka membusungkan dada dan ego mereka keluar. Tim ini menyerang tanpa gaya dan identitas."
"Namun mereka memiliki pemain cerdas yang mirip dengan PSG, mungkin dalam cara bermain. Mereka tidak melakukan itu saat dibantai Leicester."
"Mereka merusak peringkat dan tidak mendengarkan pelatih mereka, atau tidak memberi mereka instruksi. Apa pun itu, buruk."
"Dan mereka harus memperbaiki dengan cepat, jika tidak mereka akan kehilangan banyak pertandingan," pungkasnya.
[Penulis: Eko Isdiyanto]