Suara.com - Kiper Barito Putera, Muhammad Riyandi selalu menjadi pilihan utama pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dalam dua laga play-off Kualifikasi Piala Asia 2023.
Meskipun masih berusia muda, Muhammad Riyandi nyatanya mampu menyingkirkan seniornya di skuad Timnas Senior Indonesia, yakni Nadeo Argawinata.
Hal ini tak lepas dari menit bermain yang didapatkan Riyandi ketika tampil bersama Barito Putera pada seri pertama BRI Liga 1 2021-2022.
Dari dua pertandingan melawan Taiwan pada laga play-off kualifikasi Piala Asia sendiri, kiper berusia 21 tahun itu memang hanya kebobolan satu kali, yakni pada leg pertama yang berlangsung 7 Oktober lalu.
Baca Juga: FK Senica Pamer Kehebatan Egy Maulana Vikri Bareng Timnas Indonesia
Sementara pada leg kedua, Riyandi sukses mengamankan gawangnya dari kebobolan, alias mencatatkan nirbobol.
Namun demikian, situasi ini memang wajar terjadi. Catatan cleansheet itu sukses diraih karena tim lawan memberikan ancaman yang minim.
Dari total tiga upaya yang dilakukan Taiwan, tak ada satu pun yang mengarah ke gawang (shots on target).
Terlepas dari hal itu, Riyandi memang menjadi salah satu kiper muda potensial yang berpeluang menjadi pemilik utama posisi penjaga gawang Timnas Indonesia.
Namun demikian, pemain asal Bogor ini tetap harus memperbaiki sejumlah aspek untuk bisa mengamankan posisi utama sebagai penjaga gawang skuad Garuda.
Baca Juga: Selain Tajikistan, PSSI Rancang Timnas Indonesia U-23 Uji Coba Lawan Lebanon
Berikut tiga hal yang harus dibenahi Muhammad Riyandi apabila ingin mengamankan posisi utama sebagai kiper Timnas Indonesia:
1. Pengambilan Keputusan
Salah satu aspek penting yang wajib dipelajari Riyandi untuk menjadi kiper nomor satu di timnas Indonesia ialah decision making atau pengambilan keputusan.
Aspek ini memang tak terlepas dari kematangan seorang penjaga gawang. Pasalnya, mereka tak punya waktu lama untuk memikirkan keputusan yang harus diambil.
Apabila seorang penjaga gawang terlambat mengambil keputusan, kebobolan menjadi salah satu pertaruhannya.
Pada laga leg kedua melawan Taiwan, gawang Riyandi memang selamat dari kebobolan. Namun, Riyandi melakukan sejumlah keputusan yang dianggap kurang tepat.
Salah satunya yakni saat Riyandi memutuskan untuk maju dan memotong bola lambung yang dikirimkan ke area kotak penalti.
Sebetulnya, Riyandi sempat mengambil keputusan ini dengan baik. Namun, ada momen yang membuat gawang timnas Indonesia terancam karena Riyandi maju ke depan untuk memotong bola.
2. Mengkoordinir Pemain Bertahan
Sebagai seorang penjaga gawang, Riyandi memiliki tugas lain untuk memberikan komando bagi pemain-pemain bertahan lainnya.
Bahkan, urusan senior-junior sebetulnya tak menjadi masalah, karena hal ini berkaitan penting dengan upaya mengamankan gawang dari serangan lawan.
Pada dua laga timnas Indonesia kontra Taiwan, Riyandi masih jarang memberikan instruksi kepada bek-bek lain untuk mengantisipasi serangan lawan.
Seiring dengan bertambahnya usia, Riyandi diharapkan mampu mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin dalam aspek koordinasi dengan pemain lain.
Sebab, penjaga gawang harus memiliki insting untuk menutup potensi-potensi yang menyebabkan gawangnya kebobolan.
Dengan insting itu, Riyandi harus lebih berani memberikan instruksi kepada bek lain agar tak kecolongan saat mengantisipasi pergerakan pemain lawan.
3. Ketenangan
Aspek terakhir yang juga sangat penting untuk dipelajari kiper binaan Bina Taruna ini ialah ketenangan. Bagi seorang kiper, hal ini mutlak dibutuhkan.
Lagi-lagi, usia muda Riyandi masih panjang untuk proses belajar. Apabila kiper Barito Putera ini mendapat pengalaman banyak, maka ketenangannya akan terus terasah.
Pasalnya, ketenangan ini sangat penting dan dibutuhkan seorang kiper untuk berpikir jernih. Sehingga, mereka bisa mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
Salah satu kesalahan yang dibuat Riyandi saat terburu-buru memotong bola lambung pada laga melawan Taiwan memang membuktikan hal itu.
Apabila pemain berusia 21 tahun ini memiliki ketenangan, dia bakal memiliki kesempatan untuk melakukan hitung-hitungan sebelum mengambil keputusan.
[Muh Adif Setiawan]